Pembangunan TPST Tamanmartani Terus Dikebut, DLH Sleman: Sudah Finishing
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pemkab Sleman terus mengebut pembangunan TPST Tamanmartani. Hingga awal November 2023, proses pembangunan TPST yang akan mengandalkan teknologi pengelolaan sampah dengan Refuse Derived Fuel (RDF) itu telah mencapai 70%.
"Saat ini tinggal finishing, dan memasukkan alat. Selain itu, juga masih ada pengerjaan instalasi listriknya juga," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Epiphana Kristiyani, Selasa (7/11/2023).
Advertisement
Oleh karena itu, Epi optimistis TPST yang dibangun diatas TKD seluas 1,3 hektar itu akan selesai tepat waktu yakni akhir November 2023. Nantinya, pada awal Desember, Pemkab Sleman akan melakukan uji coba sehingga harapannya awal Januari 2024 sudah bisa beroporasi.
Epi mengungkapkan nantinya ada beberapa mesin yang akan dipasang dan dioperasikan di TPST Tamanmartani. Beberapa di antaranya yakni mesin pemilah, mesin pencacah, mesin pengering untuk mengurangi kadar air dan mesin pembuat RDF.
"Untuk TPST Tamanmartani ada tiga modul. Di mana satu modul bisa mengolah sekitar 30 ton sampah. Jadi total ada 90 ton sampah bisa diolah. Tapi, untuk tahap awal kami perkirakan sekitar 60 ton sampah bisa diolah di sana," ujar Epi.
BACA JUGA: TPST Tamanmartani Akan Dikelola BUMKal
Selain itu, Epi mengaku saat ini pihaknya juga tengah menyiapkan SDM untuk pengoperasionalan mesin. Setelah pada akhir bulan lalu, beberapa orang dibawa ke Banyumas untuk melihat cara pengoperasionalan mesin, maka dalam beberapa hari ini petugas yang akan mengoperasikan mesin dibawa ke Sidoarjo untuk belajar. "Nanti sore kami berangkat ke Sidoarjo. Kami memang menyiapkan SDM-nya sehingga ketika sudah selesai pembangunannya segera komisioning," lanjutnya.
Menurut Epi, pihaknya sengaja memilih teknologi pengelolaan sampah dengan RDF dengan berbagai pertimbangan. Umumnya RDF berasal dari sampah yang mudah terbakar dan memiliki nilai kalor yang tinggi seperti plastik, karet, kertas, kain dan sebagainya. Selain itu, dalam proses pengeringan akan menghasilkan RDF sebagai energi terbarukan dalam proses pembakaran. RDF digunakan sebagai bahan pendamping batu bara.
“RDF itu bentuknya semacam kaya batu bara itu, yang nanti digunakan untuk membakar di pabrik,” jelasnya.
RDF buatan DLH nantinya akan dikirim ke salah satu pabrik yang siap menampungnya. Sementara kompos sejauh ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan taman milik DLH Sleman. Bila berlebih, kemungkinan kompos tersebut akan disalurkan ke Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Lingkungan Hidup Minta Semua Pemda Tuntaskan Roadmap Penanganan Sampah
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Jogja Berpatroli Cegah Praktik Politik Uang
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Sabtu 23 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling Sleman Sabtu 23 November 2024
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Sabtu 23 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Sabtu 23 November 2024
Advertisement
Advertisement