Advertisement
Bertransformasi Menjadi TPST, Kapasitas Pengolahan Sampah TPAS Wukirsari Meningkat 50%

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Wukirsari dalam waktu dekat akan mengalami perubahan signifikan menjadi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Wukirsari.
Transformasi ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas pengolahan sampah hingga hampir 50%, dari 53 ton per hari menjadi 75 ton per hari.
Advertisement
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kusno Wibowo mengungkapkan perubahan ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi permasalahan pengelolaan sampah yang semakin kompleks di wilayah Gunungkidul.
TPAS Wukirsari yang terletak di Kalurahan Baleharjo, Kapanewon Wonosari, selama ini masih menerapkan sistem sanitary landfill dalam pengelolaan sampahnya.
Namun, metode ini dinilai tidak lagi efektif karena membutuhkan lahan yang luas dan berpotensi menimbulkan dampak lingkungan, termasuk polusi udara dan pencemaran tanah. "Sanitary landfill membutuhkan area yang lebih luas untuk menampung sampah yang terus bertambah. Dengan pola ini, kami tidak bisa terus mengandalkan lahan baru untuk menampung sampah. Oleh karena itu, Pemkab Gunungkidul berencana mengubah sistem pengolahan menjadi TPST dengan teknologi Refuse Derived Fuel [RDF] dan maggot atau biokonversi," ucap Kusno, Minggu (2/3/2025).
Teknologi RDF merupakan metode yang mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif. Prosesnya melibatkan pengeringan sampah untuk mengurangi kadar air hingga di bawah 25%, kemudian mencacahnya menjadi ukuran 2-10 cm agar memiliki nilai kalor tinggi. Hasil akhir dari pengolahan ini berupa serbuk atau potongan seragam yang dapat digunakan sebagai bahan bakar, terutama dalam industri semen.
"Dengan metode ini, RDF yang dihasilkan bisa dimanfaatkan oleh industri semen. Pemkab Gunungkidul bahkan telah menjalin kerja sama dengan PT Sarana Bangun Indonesia di Cilacap untuk membeli RDF hasil pengolahan sampah di TPST Wukirsari," ungkap Kusno.
Selain teknologi RDF, TPST Wukirsari juga akan menerapkan metode bio konversi menggunakan maggot. Metode ini memanfaatkan larva lalat hitam (black Soldier fly) yang mampu mengurai sampah organik dengan cepat, menghasilkan kompos berkualitas tinggi dan pakan ternak.
Untuk mendukung transformasi ini, Pemkab Gunungkidul telah menyusun Detail Engineering Design (DED) yang memperkirakan kebutuhan anggaran sebesar Rp55 miliar. Dana ini akan digunakan untuk membangun TPST lengkap dengan modul mesin pengolahan sampah sebanyak empat hingga lima unit.
Selain investasi pada teknologi pengolahan, pemerintah juga tengah menyiapkan perluasan lahan TPAS Wukirsari. Dari yang sebelumnya hanya memiliki luas 5 hektare, kawasan ini akan diperluas menjadi 9 hektare. Lahan tambahan ini akan digunakan untuk mendukung operasional TPST serta pengembangan fasilitas pendukung lainnya.
"Kondisi saat ini sangat mendesak. Dengan semakin ramainya Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), kami perlu memastikan sistem pengolahan sampah yang lebih efisien. Apalagi dalam beberapa tahun ke depan, sudah tidak diperbolehkan lagi adanya TPAS, sehingga transisi ke TPST adalah langkah yang tidak bisa dihindari," ujar Kusno.
Transformasi TPAS Wukirsari menjadi TPST diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi permasalahan sampah di Gunungkidul.
Dengan penerapan teknologi modern, selain mengurangi dampak lingkungan, sistem ini juga berpotensi memberikan nilai ekonomi, baik melalui penjualan RDF maupun hasil biokonversi maggot. "Ke depan, kami tidak hanya ingin mengatasi masalah sampah, tetapi juga mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai. Sampah tidak lagi sekadar limbah, tetapi sumber energi dan peluang ekonomi.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pagi Ini, Banjir di 4 Kelurahan di Jaksel Capai 230 Sentimeter
Advertisement
Ramadan, The Phoenix Hotel, Grand Mercure & Ibis Yogyakarta Adisucipto Siapkan Menu Spesial
Advertisement
Berita Populer
- Gempa Bumi Magnitudo 4,6 Terjadi di Bantul, Terasa hingga Trenggalek
- UMP Naik, Siltap Dukuh di Sleman Tak Ikut Naik
- Jaga Stabilitas Harga di Gunungkidul, Mbak Endah Siapkan Operasi Pasar Ramadan
- Bertransformasi Menjadi TPST, Kapasitas Pengolahan Sampah TPAS Wukirsari Meningkat 50%
- Jalan Candi Gebang Banjir, DPUPKP Sleman Janji Bersihkan Inlet Drainase
Advertisement
Advertisement