Advertisement

Generasi Muda Jogja Diajak Peduli Lingkungan Lewat Bengkel Hijrah Iklim

Sunartono
Selasa, 21 November 2023 - 23:27 WIB
Sunartono
Generasi Muda Jogja Diajak Peduli Lingkungan Lewat Bengkel Hijrah Iklim Sejumlah anak muda yang memiliki komitmen dalam menangani perubahan iklim yang tergabung dalam Bengkel Hijrah Iklim, Selasa (21/11/2023). - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sebuah inisiatif yang digerakkan sekelompok anak muda dalam wadah Bengkel Hijrah Iklim (BHI) ingin memberikan kontribusi terhadap mencegah perluasan krisis iklim yang kian mengkhawatirkan. Program BHI ini digulirkan dengan memfasilitasi generasi muda sebagai aktor dalan menumbuhkan kepedulian lingkungan dan merespons isu perubahan iklim.

Dua anak muda yang terpilih dalam proyek ini adalah Aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kholida Annisa dengan karya My Green Leaders dan juga Salawaku Movement yang digarap oleh Aniati Tokomadoran.

Advertisement

Kholida menyoroti terkait pemimpin yang pro iklim. Ia bahkan secara terang-terangan menyatakan sudah seharusnya pemimpin pada 2024 harus memiliki kepedulian terhadap kondisi iklim dan lingkungan lewat berbagai visi misinya. Tetapi ia melihat calon pemimpin yang ada saat ini masih menempatkan isu lingkungan pada nomor paling bawah dalam urutan prioritas mereka.

BACA JUGA : Banyak Hiu Tutul Terdampar di Pantai DIY imbas Perubahan Iklim? Begini Penjelasan BKSDA DIY

Ia ingin mengarusutamakan isu lingkungan, dengan harapan kerusakan lingkungan tidak lebih cepat dari gerakan peduli lingkungan. Oleh karena itu ia mendorong anak muda memahami secara politik kekuatan mereka masing-masing agara tidak hanya dianggap sebagai objek, melakukan sebagai subjek. Melalui program Future Green Leaders Camp yang diusungnya untuk mendorong kaum muda untuk mempunyai perspektif lingkungan.

“Kami ini bukan cuma objek suara di Pemilu tetapi subjek suara dan mendorong hal itu. Kami bayangkan kami jadi kekuatan besar mendorong pemimpin pro iklim,” katanya dalam Media Briefing, Selasa (21/11/2023).

Adapun Aniati Tokomadoran menjalakan programnya pada empat pondok pesantren di DIY, yaitu Al Imdad, Assalafiyah, Ar-Rahmah, dan Asy Syifa. Ia melakukan riset di pondok tersebut dan hasilnya ada kesenjangan pengetahuan antara pengasuh pondok pesantren, para santri dan para aktivis. Di mana banyak yang belum paham dengan diksi perubahan iklim, mereka melihat itu sebagai hal yang normal dan bukan masalah besar.

“Dari riset itu kami mengembangkan modul bertajuk Climate Boarding School dan sudah didiseminasikan. Kemudian menjalin kerjasama dengan dua pondok pesantren. Sejak riset itu pihak pondok pesantren mulai mengerti dan sadar untuk mempraktIkkan kesadaran lingkungan, mereka mengurangi jajanan dengan kemasan sekali pakai dan disuport dengan pengelolaan sampah mandiri,” ujarnya.

Project Lead Bengkel Hijrah Iklim (BHI) Aldy Permana menyatakan kedua perwakilan pemuda tersebut telah melalui proses panjang bergabung di BHI. Sejalan dengan komitmen BHI dalam meningkatkan kapasitas anak muda dalam membahas isu lingkungan. Baik Kholida maupun Aniati Tokomadoran sebelumnya melalui proses pelatihan hingga seleksi dari banyak anak muda yang dimulai sejaka Oktober 2022 silam.

Salah satu alasan mengajak anak muda karena  92 persen anak muda perkotaan memandang agama sebagai hal yang penting bagi mereka. Sehingga menjadi agam sebagai salah satu isu yang diangkat untuk mendorong perubahan perilaku untuk peduli lingkungan.

“Ada lima orang alumni kita beri kesempatan untuk mendaftarkan proyek atau ide mereka dalam bentuk proposal yang diberikan funding kepada mereka ini. Dari lima orang alumni tersebut kemudian juga mendapatkan pelatihan dan mentoring. Mereka mendapatkan pendampingan dari strategi hingga tahap implementasi, dua diantaranya yang kita presentasikan ini,” katanya. 

Peneliti Pusat Studi Kepemudaan dan Departemen Sosiologi UGM, Ragil Wibawanto menyatakan para pemuda yang terlibat dalam proyek ini harus konsisten dan berkelanjutan dalam program yang dijalankan. Kampanye untuk peduli terhadap krisis iklim memang harus terus disuarakan. ”Perlu diketahui juga bahwa gerakan lingkungan ini lebih banyak dilakukan di kota. Karena dari data yang ada menurutnya desa juga mengalami permasalahan lingkungan yang besar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
DPRD Sleman Studi Tiru Ke Denpasar Bali

DPRD Sleman Studi Tiru Ke Denpasar Bali

Jogjapolitan | 10 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Balas Serangan Roket Hamas yang Tewaskan 3 Tentara, Israel Bombardir Rafah

News
| Senin, 06 Mei 2024, 08:37 WIB

Advertisement

alt

Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk

Wisata
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement