Advertisement

Telan Setengah Miliar Rupiah, Pembangunan 5 Embung di Gunungkidul Ini Nyaris Rampung

David Kurniawan
Kamis, 30 November 2023 - 15:27 WIB
Arief Junianto
Telan Setengah Miliar Rupiah, Pembangunan 5 Embung di Gunungkidul Ini Nyaris Rampung Ilustrasi kondisi Embung Batur Agung di Padukuhan Karangwetan I, Gedangrejo, Karangmojo. - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Sedikitnya ada lima embung selesai dibangun di Gunungkidul akhir tahun ini. Diharapkan fasilitas dapat berdampak terhadap produktivitas hasil pertanian di sekitar embung.

Lima embung ini antara lain dibangun di Kalurahan Katongan, Nglipar; Gari dan Wareng di Kapanewon Wonosari. Adapun dua lainnya dibangun di Kalurahan Kepek, Saptosari dan Girisekar, Kapanewon Panggang.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan, pembangunan embung ini merupakan program dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian. Total ada lima embung yang dibangun dengan nilai pembangunan Rp115 juta di setiap titiknya. “Sekarang masih proses dan perkembangan pengerjaan sudah mencapai 60 persen,” kata Rismiyadi, Kamis (30/11/2023).

Dia menjelaskan, pembangunan embung dengan sistem swakelola yang melibatkan kelompok tani penerima manfaat di wilayah sekitar. Embung ini memiliki luas 20 x 15 meter dan kedalaman sekitar tiga meter. “Target selesai di akhir tahun ini. Nanti setelah pengerukan selesai akan dipasangi lapisan geomembran oleh tim dari Kementerian Pertanian,” katanya.

Menurut Rismiyadi, lapisan geomembrane dipasang untuk mempertahankan debit air, khususnya pada saat musim kemarau. “Jadi didasar embung ada lapisan geomembrane sehingga air tidak terserap ke dalam tanah,” katanya.

Disinggung mengenai pembangunan embung, ia mengakui untuk mendukung dan meningkatkan produktivitas pertanian di lima kalurahan di Gunungkidul (sesuai penerima bantuan). Pembangunan merupakan implementasi dari teknologi panen hujan yang berfungsi untuk menampung air. “Dengan adanya embung diharapkan bisa memenuhi kebutuhan air pertanian, khususnya saat musim kemarau sehingga petani tetap dapat bercocok tanam,” katanya.

Dia tidak menampik, di lima kalurahan yang meliputi Katongan, Wareng, Gari, Kepek dan Girisekar memiliki potensi pertanian yang bagus. Meski demikian, saat kemarau aktivitas ini berhenti karena ketiadaan sumber air untuk pemeliharaan.

“Jadi dibangun lah embung ini. Harapannya setelah jadi bisa dimanfaatkan sehingga produktivitas pertanian bisa terus meningkat dan petani mendapatkan hasilnya,” kata Rismiyadi.

BACA JUGA: Dua Embung dan Semua Sungai Jogja Tercemar, Ini Daftarnya

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, mayoritas lahan di Gunungkidul merupakan tadah hujan. Oleh karenanya, saat awal musim penghujan komoditas yang ditanam didominasi padi.

Kendati demikian, sambung dia, setelah masa panen pertama, luasan tanam padi akan menyusut untuk musim tanam kedua dan ketiga. Petani akan memilih jenis tanaman pangan lain yang tidak membutuhkan banyak air seperti jagung, kedelai dan lainnya.

“Untuk awal penghujan tahun ini ditargetkan luas tanam padi mencapai 48.000 hektare. Rinciannya, sebanyak 41.000 hektare lahan tadah hujan dan sisanya7.863 hektare merupakan lahan sawah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Hari Kedua Perundingan Gencatan Senjata, Perang Israel-Hamas Masih Buntu

News
| Minggu, 05 Mei 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Mencicipi Sapo Tahu, Sesepuh Menu Vegetarian di Jogja

Wisata
| Jum'at, 03 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement