Advertisement
Warga Mantrijeron Panen Satu Ton Kompos dari Biopori Jumbo
Advertisement
Harianjogja.com, MANTRIJERON—Warga RW 05 Kelurahan Mantrijeron Kota Jogja, memanen kompos, Kamis (7/12). Kompos ini merupakan hasil pengolahan sampah organik dengan memanfaatkan lubang biopori jumbo.
Lurah Mantrijeron Bambang Purambono menjelaskan, kini setidaknya ada 4 biopori dengan kapasitas lebih dari satu ton. Kompos ini dipanen usai melewati proses komposting selama kurang lebih satu tahun.
Advertisement
"Sampah yang dimasukkan adalah sampah limbah rumah tangga, limbah dapur, dan sampah tanaman-tanaman yang ada di sekitar," jelas Bambang saat ditemui di Kelurahan Mantrijeron, Kamis (7/12/2023).
Lubang biopori buatan warga RW 05 ini terbilang jumbo jika dibandingkan dengan jenis biopori lainnya. Ini lantaran ukurannya yang memang besar dengan diameter 80 cm dan kedalaman 2 meter hingga 2,5 meter.
Tak sampai di sini, ke depan lubang biopori akan terus ditambah. Ini juga sebagai upaya untuk mendukung program pengolahan sampah pemerintah.
BACA JUGA: 800 Ribu Wisatawan Ditarget Mengunjungi DIY Selama Libur Natal dan Tahun Baru
Bambang menyebut, hasil panen selanjutnya akan dimanfaatkan kembali oleh warga. Sisanya, akan dijual dan hasilnya akan dimasukkan sebagai uang kas. Satu kemasan kompos dijual dengan harga Rp 7.500.
"Sudah dipasarkan, sudah ada yang beli. Beberapa kolega, teman, saudara sudah memesan. Alhamdulillah sudah bisa dimanfaatkan sendiri dan diperjualbelikan," ungkapnya.
Penjabat Wali Kota Jogja Singgih Raharjo mengaku mengapresiasi pengolahan sampah oleh warga 05 Kelurahan Mantrijeron ini. Bahkan, lubang biopori sudah dimanfaatkan di sini sejak 2018. Jauh sebelum Kota Jogja mengalami masalah darurat sampah.
Beberapa bantuan turut diberikan kepada warga RW 05. Misalnya, cairan EM4 untuk membuat kompos. Warga juga mengajukan permohonan mesin pencacah. Permintaan ini, lanjut Singgih, akan ditindaklanjuti.
Ke depan, Singgih akan merekomendasikan inovasi biopori jumbo ini untuk turut diterapkan di RW, kelurahan, ataupun kemantren lainnya. Apalagi, hasil kompos saat ini telah dikomersilkan. Ini akan turut memberikan manfaat kepada masyarakat secara ekonomi.
"Ini berkat semangat dan kebersamaan warga, terbukti ternyata di sini bisa," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Cak Imin Kritisi RUU Penyiaran, Utamanya Larangan Jurnalisme Investigasi
Advertisement
Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Depo Sampah Berubah-ubah, Penggerobak Mengadu ke DPRD Jogja
- Berikut Daftar 10 Paket Pembangunan Strategis 2024 yang Dilaksanakan Pemkot Jogja, Terbesar Grha Budaya
- 15 Kelurahan di Jogja Masih Belum Mampu Tekan Stunting, Ini yang Dilakukan Pemerintah
- Korupsi Pembangunan Stadion Mandala Krida, Dedi Risdiyanto Dituntut 5 Tahun 8 Bulan Penjara dan Ganti Rugi Rp1,5 Miliar
- Penyelundupan Benih Lobster Digagalkan di Bandara YIA, Tersangka Melarikan Diri
Advertisement
Advertisement