Advertisement

Penanganan Sampak Organik, Warga Kota Jogja Gunakan EM 4 dan Molase untuk Hilangkan Bau

Lugas Subarkah
Jum'at, 27 Juni 2025 - 07:07 WIB
Sunartono
Penanganan Sampak Organik, Warga Kota Jogja Gunakan EM 4 dan Molase untuk Hilangkan Bau Ketua Bank Sampah Subur Makmur Lestari, Sumarsini, menunjukkan cara pembuatan cairan untuk menghilangkan bau pada biopori, beberapa waktu lalu. - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pengelolaan sampah secara mandiri terus digencarkan di Kota Jogja, untuk mengurangi sampah yang diangkut ke TPS3R. Biopori menjadi salah satu metode yang digunakan untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk.

Sayangnya masih banyak masyarakat yang enggan membuat dan mengoperasikian biopori untuk mengolah sampah organik. Potensi bau dan lalat yang muncul menjadi salah satu kekhawatiran orang untuk mulai menggunakan biopori.

Advertisement

Bank Sampah Subur Makmur Lestari, Kelurahan Mantrijeron, Kota Jogja merupakan salah satu kelompok yang sudah menggunakan biopori untuk mengolah sampah organik. Bukan hanya biopori biasa, namun biopori jumbo dibuat untuk digunakan secara kolektif. Pengelola bank sampah pun memiliki solusi agar biopori jumbo tidak menimbulkan bau.

BACA JUGA: Jadwal dan Lokasi Penjemputan Bus Sinar Jaya Jurusan Malioboro ke Parangtritis Jumat 27 Juni 2025

Ketua Bank Sampah Subur Makmur Lestari, Sumarsini, menjelaskan di Mantrijeron saat ini sudah ada dua biopori jumbo yang terpasang di masing-masing RW. “Di sini ada 20 RW, setiap RW memiliki dua unit biopori jumbo,” katanya, beberapa waktu lalu.

Biopori jumbo tersebut diisi setiap hari dengan berbagai macam sampah organik, mulai dari limbah dapur, sisa makanan hingga daun-daun sisa tanaman di sekitarnya. Untuk mengatasi bau atau lalat yang muncul, pengurus bank sampah rutin menyiramkan cairan EM4 dan molase atau tetes tebu ke dalam biopori.

Dua cairan ini biasanya dijual di toko pertanian, sehingga masyarakat pun tidak akan kesulitan menemukannya. “Takarannya, air satu ember ukuran 5 liter diberi dua tutup EM4 dan limbah tebunya 100 mili, diaduk lalu disiramkan ke biopori,” ungkapnya.

Penyiraman cairan EM4 dan molase ini dilakukan rutin setiap tiga hari sampai seminggu sekali, tergantung banyaknya sampah organik yang dimasukkan ke dalam biopori jumbo. “Kalau sampahnya banyak ya tiga hari sekali disiram,” paparnya.

Dengan penyiraman cairan EM4 dan molase secara rutin, selama ini tidak ada keluhan dari warga terkait bau yang muncul dari biopori jumbo. Pemanenan pupuk dari biopori jumbo dilakukan minimal tiga bulan atau setelah biopori penuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kasus Korupsi Sritex, Kejagung Periksa 2 Komisaris Bank Jateng

News
| Jum'at, 27 Juni 2025, 10:47 WIB

Advertisement

alt

Pendaki Asal Brasil Jatuh di Gunung Rinjani Dievakuasi

Wisata
| Sabtu, 21 Juni 2025, 17:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement