Sleman Aman Dikunjungi Wisatawan, Dispar: Erupsi Merapi Jadi Daya Tarik Wisata
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pariwisata Sleman mengimbau kepada pengunjung yang akan berwisata untuk tidak mengkhawatirkan adanya erupsi Gunung Merapi. Pasalnya, aktvitas vulkanologi ini bisa menjadi bonus tontonan wisata saat berkunjung ke Bumi Sembada.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ihadi Zahid mengatakan, kondisi Gunung Merapi saat ini sangat aktif karena sering terjadi erupsi. Meski demikian, dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi, maka fenomena tersebut tidak perlu dikhawatirkan lagi.
Advertisement
“Dulu saat ada erupsi Merapi ada yang membatalkan untuk berwisata di Sleman. Tapi, sekarang malah bisa menjadi bonus atraksi wisata yang tidak ditemukan di daerah lain,” katanya kepada wartawan, Jumat (21/12/2023).
Dia menjelaskan, aktivitas erupsi Merapi bisa menjadi tontonan telah melalu berbagai kajian dengan melibatkan BPBD dan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Namun untuk melihatnya harus memperhatikan jarak aman.
“Kalau dilihat dari jarak aman, saya pastikan bahwa itu bonus atraksi wisata yang tidak pernah dapat dilihat dari daerah lain,” ungkapnya.
Disinggung mengenai jarak aman, ia mengakui keadaannya sangat situasional. Namun demikian, dia memastikan pengunjung tidak perlu khawatir dikarenakan BPBD Sleman telah mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Sleman Tangguh Bencana (Simantab).
BACA JUGA: Status Masih Siaga, Puluhan Kali Guguran Lava Masih Terjadi di Gunung Merapi
Di aplikasi ini terdapat fitur Taman Levi. Pada saat dibuka maka akan diketahui perkembangan terkini Gunung Merapi mulai dari jarak luncur erupsi berapa kilometer maupun jarak aman yang bisa dijangkau.
“Jadi, orang bisa dengan gawainya bisa langsung tahu perkembangan terkini dari Merapi sehingga tidak perlu dikhawatirkan lagi saat terjadi erupsi,” katanya.
Meski demikian, sambung Ishadi, pada saat libur akhir tahun pengelola wisata di lereng Merapi diminta menyediakan masker untuk pengunjung. Hal ini sebagai antisipasi pada saat terjadi erupsi yang abu vulkaniknya mengarah ke Kabupaten Sleman.
“Jadi kalau ada hujan abu bisa langsung diberikan ke pengunjung untuk keamanan dan keselamatan,” katanya.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan, status Gumung Merapi diterapkan masih pada Level III atau siaga. Pada periode pengamatan Kamis (21/12/2023) terjadi 14 kali guguran lava.
Adapun guguran lava mengarah ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum 1,6 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
“Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Heboh Kabar Pembebasan Dirinya, Mary Jane Veloso Telepon Kedubes Filipina
- Bawaslu DIY Petakan Potensi Kerawanan TPS Pilkada 2024, Listrik & Internet Kerap Jadi Kendala
- Kunjungi Harian Jogja, Mahasiswa Universitas PGRI Madiun Tanyakan Kiat Bertahan di Era Digital
- Kritisi Anggaran Pemkot Jogja Terkait Penanganan Sampah, Dewan : Terlalu Njagakke Pusat
- Empat Pelaku Penganiayaan di Jambusari Sleman Masih Diburu Polisi
Advertisement
Advertisement