Advertisement
Kasus Covid-19 di Sleman Meningkat, Seorang Warga Dilaporkan Meninggal
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kasus Covid-19 di Sleman mulai merangkak naik. Tercatat saat ini ada 52 kasus aktif dan satu pasien dinyatakan meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengatakan kasus ada tren kenaikan kasus Covid-19 di akhir tahun ini.
Advertisement
Sepanjang Desember sudah ada kasus sebanyak 52 orang yang dinyatakan positif Covid-19. “Sebelumnya ada 47 kasus, tetapi sekarang ada tambahan lima lagi sehingga total ada 52 yang dinyatakan positif,” kata Cahya, Jumat (22/12/2023).
Dia menjelaskan, meski dinyatakan positif, tetapi kebanyakan pasien menjalani isolasi mandiri. “Gejalanya ringan sehingga cukup dengan isolasi mandiri,” katanya.
Kendati demikian, Cahya tidak menampik, dari puluhan kasus yang tertular, ada seorang pasien yang meninggal dunia karena positif Covid-19. Hasil dari pemeriksaan pasien ini memiliki komorbid penyakit jantung.
Adanya tren peningkatan kasus penularan, ia meminta kepada Masyarakat tidak perlu dirisaukan dan khawatir secara berlebihan. Menurut dia, kekebalan komunal sudah terbentuk sehingga masih bisa menahan lahan penularan Covid-19 varian Eris.
Untuk mengurangi risiko penularan, ia meminta kepada Masyarakat tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta rajin berolahraga. Selain itu, juga rutin mencuci tangan dengan sabun. “Bagi yang sakit, khususnya flu disarankan untuk memakai masker,” katanya.
Penerapan CHSE
Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zahid mengatakan, untuk libur akhir tahun, potensi penularan Covid-19 menjadi salah satu perhatian. Menurut dia, sudah ada langkah antisipasi pencegahan. Salah satunya meminta pengelola destinasi wisata untuk Kembali memperkuat CHSE sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19. “Tidak mungkin lagi untuk menjaga jarak karena aturan protocol Kesehatan sudah dicabut. Jadi, kami minta agar CHSE di wisata diperkuat,” katanya.
BACA JUGA: Dua Kasus Baru Covid-19 Ditemukan di Kulonprogo
Diketahui CHSE merupakan sertifikat yang dikeluarkan untuk memastikan keselamatan dan Kesehatan di lingkungan wisata, baik untuk pekerja maupun wisatawan. Ishadi mengungkapkan penguatan bisa dilakukan dengan menyediakan fasilitas tempat cuci tangan berfungsi dengan baik. “Untuk pemakaian masker dikhususnya bagi yang sedang sakit,” katanya.
Adapun tentang masker ada pengecualian untuk area wisata di sekitaran Gunung Merapi. Ishadi mengatakan, pengelola wisata seperti lava tour atau yang lain wajib menyediakan masker.
Hal ini sebagai antisipasi erupsi yang mengarah ke wilayah Sleman sehingga bisa langsung diberikan ke pengunjung. “Yang tak kalah penting harus tetap menjaga jarak aman dan sudah ada aplikasi untuk memantau erupsi Merapi sehingga bisa dimanfaatkan demi keamanan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Panggil Dirjen Anggaran Kemenkeu Terkait Dugaan Kasus Gratifikasi Eks Bupati Kukar
Advertisement
Menengok Lagi Kisah Ribuan Prajurit Terakota Penjaga Makam Raja di Xian China
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Bandara YIA Hari Ini, Selasa 22 Oktober 2024
- Jadwal KRL Solo Jogja dari Stasiun Palur hingga Purwosari, Selasa 22 Oktober 2024
- Jadwal KA Prameks dari Kutoarjo ke Jogja, Selasa 22 Oktober 2024
- Jadwal Layanan Perpanjangan SIM di MPP Bantul, Selasa 22 Oktober 2024, Kuota Terbatas!
- Jadwal KRL Jogja Solo Keberangkatan Selasa, 22 Oktober 2024, dari Stasiun Tugu, Lempuyangan, dan Maguwo
Advertisement
Advertisement