Advertisement
Waspadalah! Ruas Jalan Jogja - Wonosari Masih Masuk Kategori Rawan

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mengakui ruas Jalan Jogja - Wonosari masih masuk kategori rawan untuk dilewati. Pasalnya, topografi ruas tersebut berbatasan dengan tebing yang curam dengan pohon-pohon besar.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul berada dalam posisi siaga menyusul kejadian angin kencang Rabu lalu. Selama ini, angin kencang tersebut memiliki pola sama yaitu datang di awal dan akhir tahun.
Advertisement
BACA JUGA: Profil dan Rute KA Turangga, Kereta Naas yang Bertabrakan dengan KRL Bandung Raya
Sebab itu, BPBD meminta masyarakat untuk tetap waspada termasuk dalam berkendara terutama apabila melewati ruas Jalan Jogja - Wonosari.
“Ruas Jalan Jogja - Wonosari masih masuk kategori rawan. Soalnya di sepanjang jalan banyak pohon yang lumayan besar. Ketika hujan disertai angin, ada potensi patah dan tumbang termasuk longsor ada,” kata Sumadi ditemui di kantornya, Jumat (5/1/2024).
Ruas jalan lain di wilayah utara yang masuk kategori rawan, kata Sumadi ada di ruas jalan dari Klaten menuju Gedangsari, Klaten ke Ngawen, lalu Sukoharjo atau Solo ke Semin. Kemudian dari wilayah timur, ruas jalan dari Pracimantoro ke Bedoyo, Ponjong masuk kategori rawan.
Dia mengaku ruas jalan paling aman berada di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) karena tidak banyak pohon besar.
Guna memonitor dan melalukan sosialisasi-edukasi, BPBD memiliki grup whatsapp yang berisi para lurah dan pejabat teknis terkait. Dengan begitu, segala informasi mengenai kebencanaan dapat diketahui dan ditangani secara cepat dan tepat.
“Kami sudah siap peralatan juga seperti gergaji mesin. Kalau untuk alat berat biasanya untuk tanah longsor. Tapi kami sewa kalau alat berat,” katanya.
BACA JUGA: Berikut Rincian Korban Luka dan Korban Jiwa Kecelakaan KA Turangga Vs KRL Bandung Raya
Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan guna mengatasi peristiwa kebencanaan, BPBD memiliki anggaran sekitar Rp700 juta dari APBD 2024.
“Anggaran reguler kami sekitar Rp700 juta. Itu termasuk untuk dropping air juga. Tapi kami bisa juga mengakses anggaran Biaya Tak Terduga [BTT],” kata Purwono.
Purwono menambahkan anggaran BTT dapat diakses dengan syarat-syarat tertentu, seperti skala kebencanaan yang terjadi. Dia memberi contoh longsor tahun 2022 yang membuat jiwa.
Lebih jauh, Purwono mengatakan selain persiapan personel, BPBD juga menyiapkan bermacam logistik. TRC memiliki anggota 24 personel yang dibagi dalam empat regu. Lalu personel Damkar ada 24 orang yang dibagi dalam tiga regu.
Apabila terjadi peristiwa kebencanaan masif maka semua personel masuk tanpa pembagian jadwal jaga. Dia juga menerangkan potensi longsor yang banyak terjadi di wilayah utara seperti Kapanewon Semin, Gedangsari, Ngawen, Patuk, dan Ponjong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Okupansi Hotel Tak Optimal, PHRI DIY Sebut Kost Harian Harga Murah Jadi Biangnya
- Rp8,3 Miliar Anggaran Rehabilitasi RTLH di Sleman Disalurkan Pertengahan Juli 2025
- Libatkan Seluruh Perangkat Daerah, Pemkot Jogja Targetkan Stunting di Bawah 10 Persen
- Ini Langkah Desa Wisata di Kulonprogo Mengatasi Dampak Larangan Study Tour dari Jawa Barat
- Pemkab Sleman akan Tata PKL di Lapangan Pemda
Advertisement
Advertisement