TPST Tamanmartani Akan Mengirim Keripik Sampah 30 Ton untuk Bahan Bakar Pabrik di Cilacap
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Keberadaan TPST Tamanmartani di Kapanewon Kalasan tidak hanya untuk mengatasi masalah pengelolaan sampah. Pasalnya, dari pengolahan ini bisa menghasilkan Refuse Derived Fuel (RDF) atau bahan bakar alternatif berupa keripik sampah.
Rencananya pada 23 Januari 2024, ada pengiriman perdana keripik sampah seberat 30 ton ke PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) di Cilacap, Jawa Tengah. “Dalam pengiriman perdana ini turut mengundang Gubernur DIY, Sri Sultan HB X,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Ephipana Kristiyani saat dihubungi wartawan, Rabu (17/1/2024).
Advertisement
BACA JUGA : Pembuangan Sampah Liar di Perbatasan Masif, Bupati Bantul Lakukan Ini
Dia menjelaskan, pengiriman keripik sampah ini terdiri dari RDF organik dan anorganik yang beratnya masing-masing 15 ton. Pengiriman juga sebagai tindaklanjuti dari arahan Gubernur DIY agar permasalahan sampah bisa dikelola di masing-masing daerah.
“Pengiriman pertama memang 30 ton. Ke depannya, produksi keripik sampah akan terus digenjot, sebab nantinya TPST Minggir juga bisa menghasilkan produk yang sama,” katanya.
Meski demikian, ia menekankan keripik sampah yang dihasilkan juga harus memenuhi kriteria dari perusahaan penerima. Sebagai contoh, kadar airnya tidak lebih dari 20% serta dipastikan memiliki kalori 3.200 per kilonya.
“Akan terus kami komunikasikan dengan PT SBI terkait dengan kuota pengiriman keripik sampah ini. Yang jelas, kami harus memastikan keripik sampah yang dihasilkan sesuai dengan kriteria dari perusahaan,” katanya.
Direktur Utama PT SBI, Lilik Unggul Raharjo mengatakan, sudah ada kerja sama dengan Pemkab Sleman yang ditandatangani November 2023 lalu. Inti dari kerja sama adalah untuk memasok bahan bakar pengganti batu bara yang bersumber dari pengolahan sampah. “Dalam operasional kami menekankan pembangunan yang berkelanjutan,” kata Lilik.
Menurut dia, bahan bakar dari keripik sampah ini juga dinilai lebih efisien. Pasalnya, pemanfaatan dapat mengurangi karbon dioksida (Co2) sebesar 30% ketimbang penggunaan batu bara.
BACA JUGA : Bantul Bakal Pakai Teknologi Pengelolaan Sampah dengan Meminimalkan Polusi
“Untuk bahan baku RDF kami sudah mengambil dari Kabupaten Banyumas sebanyak 80 ton per hari. Kami berharap dari Sleman nantinya bisa memasok 70-100 ton per harinya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Berani ke Italia, Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant Bisa Ditangkap
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kronologi Truk Box Tabrak Motor di Jalan Turi-Tempel yang Tewaskan Satu Orang
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Hari Ini, Kamis 21 November 2024
- Pilkada Bantul: TPS Rawan Gangguan Saat Pemungutan Suara Mulai Dipetakan
- BPBD Bantul Sebut 2.000 KK Tinggal di Kawasan Rawan Bencana Longsor
- Dua Bus Listrik Trans Jogja Senilai Rp7,4 Miliar Segera Mengaspal
Advertisement
Advertisement