Advertisement
Terbukti Efektif Menekan DBD, Begini Sejarah Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kesehatan Sleman mengklaim tren penyebaran penyakit DBD terus menurun setiap tahunnya. Keberhasilan ini tidak lepas adanya program penyebaran nyamuk Wolbachia di Masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengatakan dalam dua tahun terakhir, penyebaran DBD di Bumi Sembada terus menurun. Di 2022 ada temuan sebanyak 330 kasus dengan korban meninggal dunia tiga orang.
Advertisement
Setahun berikutnya atau tepatnya di 2023, angka semakin menurun dikarenkaan sepanjang tahun hanya terdapat 146 kasus dengan korban meningga satu orang. “Untuk Januari 2024 hingga sekarang belum ada temuan kasus,” kata Cahya kepada wartawan, Jumat (26/1/2024).
Menurut dia, keberhasilan tersebut tidak lepas program pelepasan nyamuk Wolbachia. Persilangan nyamuk ini dengan jenis aedes aegepty diklaim bisa mengendalikan bakteri penyebab terjangkitnya penyakit DBD. “Memang efektif untuk menurunkan penyebaran penyakit DBD,” katanya.
Baca Juga
Nyamuk Wolbachia Sebabkan Kaki Gajah, Ini Faktanya
Nyamuk Wolbachia Dikabarkan Bawa Virus LGBT, Faktanya Seperti Ini
Peneliti UGM Pastikan Nyamuk Aedes Aegypti dengan Wolbachia Aman untuk Manusia dan Lingkungan
Cahya mengakui penyebaran Wolbachia memiliki Sejarah yang Panjang dan pelaksanaannya bekerjasama dengan UGM. Ia mengingat, nyamuk ini pertama kali di 2017.
Saat itu, sambung dia, nyamuk dewasa dilepas ke lingkungan Masyarakat dengan harapan bisa terjadi persilangan dengan nyamuk penyebab DBD. Setelah dilakukan evaluasi di penyebaran pertama, di 2021 dilaksanakan penyebaran ulang.
Hanya, Cahya mengakui ada perbedaan dengan pertama. Penyebaran tidak lagi dengan nyamuk dewasa, tapi dengan memberikan telur nyamuk untuk dipelihara Masyarakat.
“Masyarakat diajak untuk memeliharanya hingga menetas. Setelah nyamuk dewasa akan menyebar ke lingkungan dan berkembangbiak agar bisa mencegah terjadinya DBD,” katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati menambahkan, populasi Wolbachia terus dimonitoring. Hingga khir 2023, tercatat populasinya sudah mencapai 80%.
Meski demikian, ia mengakui upaya pencegahan DBD juga terus dilakukan dengan memberikan sosialisasi ke Masyarakat secara rutin. Salah satunya melalui Gerakan Kesehatan Masyarakat (Germas) dengan melibatkan kader-kader Kesehatan di Tingkat kalurahan.
“Penerapan PHBS serta rutin berolahraga dan makan-makanan bergizi sangat penting dalam upaya menjaga Kesehatan sehingga tidak mudah terserang penyakit,” katanya.
Selain itu, untuk mengurangi risiko terjangkit juga dilakukan upaya Gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Ia berpendapat, Masyarakat sudah mengetahui cara penanggulangan mulai dengan menutup tempat-tempat wadah air, mengurah hingga mengubur benda-benda yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
“Ini penting agar pencegahan terhadap penyebaran penyakit DBD bisa terus ditekan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Banjir Bandang di Sumbar, Basarnas Laporkan Korban Meninggal Capai 43 Orang
Advertisement
Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Long Weekend, Saatnya Liburan! Ini Dia Rekomendasi Tempat-Tempat Wisata Seru di Jogja
- Liburan Usai, Berikut Jadwal KRL Jogja Solo Per Senin 13 Mei 2024, dari Stasiun Tugu
- Jadwal KRL Solo Jogja Awal Pekan Ini 13 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Palur
- Jadwal KA Bandara YIA Per Senin 13 Mei 2024, Tiket Rp50 Ribu
- Jadwal KA Prameks Jogja Kutoarjo Senin 13 Mei 2024
Advertisement
Advertisement