Advertisement
Rusak sejak 2022, Jembatan di Bantul Ini Belum Tersentuh Program Perbaikan

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Jembatan Pucunggrowong yang ada di Kalurahan Karangtengah, Kapanewon Imogiri yang rusak sejak Desember 2022 hingga kini belum juga diperbaiki. Anggaran yang terbatas menjadi biangnya.
Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul, Eka Budisantosa mengaku telah mengkaji dan menyurvei kerusakan Jembatan Pucunggrowong.
Advertisement
Meski begitu, dia menyampaikan jembatan tersebut tidak ditangani tahun ini lantaran keterbatasan anggaran. “Jembatan harus diganti total. Perhitungan tahun lalu, dananya sekitar Rp4 miliar,” katanya, Rabu (31/1/2024).
Tahun ini, menurut Eka, Pemkab Bantul hanya mengalokasikan penganan Jembatan Bantulan dan Jembatan Mriyan dengan anggaran masing-masing Rp600 juta-Rp700 juta dari APBD Bantul 2024. “Sementara untuk anggaran perawatan jembatan, tahun ini tidak ada,” kata dia.
Anggota Komisi C DPRD Bantul, Arni Tyas menyampaikan ada beberapa mekanisme pembiayaan penanganan Jembatan Pucunggrowong yang dapat dilakukan. Di antaranya melalui Dana Belanja Tidak Terduga (BTT).
Namun, menurut Arni anggaran yang dapat dialokasikan tidak dapat mencangkup seluruh biaya penanganan jembatan tersebut. “Kami akan upayakan membahas soal jembatan ini di rapat komisi DPRD Bantul,” kata dia.
Lurah Karangtengah, Haryanto menyampaikan Jembatan Pucunggrowong rusak setelah hujan deras pada Desember 2022.
“Jembatan sudah berumur sekitar 20 tahun, terus [Jembatan Pucunggrowong] rusak di awal 2023. Kerusakannya seperti sayap sebelah timur itu retak, penyebab rusak karena kena air,” katanya.
BACA JUGA: Demi Perlancar Akses, Warga Pucunggrowong Gunakan Jembatan Bambu
Haryanto memaparkan setelah Jembatan Pucunggrowong rusak pada awal 2023, warga secara swadaya telah membangun jembatan bambu darurat yang berjarak sekitar 25 meter dari Jembatan Pucunggrowong rusak. Jembatan bambu darurat tersebut dibangun dengan dana swadaya sekitar Rp15 juta.
Jembatan darurat tersebut hanya dapat dilintasi pejalan kaki dan kendaraan roda dua searah, sementara untuk kendaraan roda empat harus memutar sejauh 5 km melalui Kalurahan Sriharjo.
“Jembatan utama kami belum tahu [rencana penanganan], harusnya tahun ini, harusnya sudah diketok diusulkan [anggaran penanganan], karena itu jembatan vital, penghubung antarkalurahan, antarpadukuhan, akses utama.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Rekrutmen Pendamping Desa, Mendes PDT: Tak Boleh Terlibat Parpol
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Pemohon PBG Mengalami Kendala, Pemkot Jogja Lakukan Pendampingan
- Mengenang Hamzah, Figur Sederhana yang Memanusiakan Manusia
- Cuaca Mayoritas di Wilayah DIY Hujan Ringan Siang Hari Ini
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 25 April 2025, Peredaran Uang Palsu di Jogja hingga SPMB 2025
- Puluhan Pasangan di Gunungkidul Jalani Sidang Isbat Pernikahan
Advertisement
Advertisement