Advertisement
Dinilai Menghasut, Butet Dilaporkan Relawan Alap-Alap Jokowi ke Polisi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Budayawan asal Bantul, Butet Kertaradjasa, kembali dilaporkan ke polisi berkaitan dengan orasinya saat kampanye di Wates, Kulonprogo, Minggu (28/1/2024). Kali ini laporan dilakukan oleh jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi ke Ditreskrimum Polda DIY, Rabu (31/1/2024).
“Di depan [SPKT] diarahkan ke Ditreskrimum sehingga kami menyerahkannya ke sana,” kata Ketua Umum Rewalan Alap-Alap Jokowi, Muhammad Isnaini, kepada wartawan, Rabu siang.
Advertisement
Menurut dia, laporan yang diberikan sudah diterima dan oleh petugas akan dikosultasikan dengan atasan. Salah satunya guna memastikan dakwaan apakah masuh ranah pidana atau Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
“Sebelum membuat laporan, kami sudah mengkaji dan benar video yang viral tersebut benar Mas Butet dilihat dari muka maupun bibirnya. Oleh karenanya, kami buat laporan ke polisi,” kata Isnaini.
Sebagai relawan, sambung dia, ikut tergerak untuk melaporkan karena ada beberapa unsur dinilai tidak pantas diucapkan oleh seorang budayawan. Isnaini mencatat apa yang diucapkan sudah masuk ke kategori fitnah, penghasutan dan penghinaan terhadap kepala negara sehingga hal ini tidak bisa diterima.
“Bolehlah ia berdalih multitafsir, tapi saya kira sudah jelas apa yang diucapkan. Ahli semiotika pun akan tertawa dengan adanya dalih multi tafsir karena memang semua sudah jelas,” katanya.
Baca Juga
Soal Pantun Butet ke Jokowi, Penasehat Bepro DIY: Sebaiknya Belajar dari Sikap Prabowo
Relawan Jokowi Dikawal TKD Prabowo-Gibran Laporkan Butet Kartaredjasa ke Polda DIY
Hadir di Kampanye Ganjar-Mahfud, Butet Bacakan Sejumlah Pantun Soal Pemimpin
Ia berharap kasus ini bisa diselesaikan dengan tuntas. Relawan Alap-Alap Jokowi siap mengawal serta akan memenuhi panggilan kapa saja untuk proses penyelesaian. “Kami taat dan patuh terhadap perundang-undangan sehingga kasus ini harus diselesaikan sampai tuntas,” katanya.
Anggota Relawan Alap-Alap Jokowi, Pambudi Sulistyo mengaku kecewa dan malu dan sedih karena Butet sudah menjadi panutan bagi seniman di Jogja. Namun atas omongan yang diucapkan oleh Butet tidak pantas sehingga bisa menjadi pembelajaran bersama.
Menurut dia, sebagai budayawan di Kota Jogja, ajaran dari Ki Hajar Dewantara harus dipegang teguh sehingga tidak bisa berucap seenaknya.
“Didalam proses pemikiran kreatif harus melibatkan cipta rasa dan karsa. Nah tentunya dengan tutur kata, tutur kata itu harus menunjukan nilai kebudayaan, apalagi kita tinggal di Jogja,” kata Pambudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Gunung Lowotobi Laki-laki Erupsi Dua Kali, Warga Diminta Waspada Lahar Hujan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harianjogja.com Kamis 9 Mei 2024: Masalah Sampah, Keracunan Massal, hingga Indonesia Vs Guinea
- Libur Kenaikan Yesus Kristus, Berikut Jadwal Keberangkatan dan Tarif Bus Damri dari Bandara YIA ke Jogja
- Gerindra Syaratkan Bakal Calon Wali Kota Jogja Punya Solusi Menangani Sampah
- Peringati Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah se Dunia, Ini yang Dilakukan PMI DIY
- Muncul Wacana Kontrak Politik Balon Wali Kota Jogja Tangani Sampah 1 Tahun, Jika Tak Mampu Minta Maaf
Advertisement
Advertisement