Advertisement
Sebanyak 26 Kambing di Gunungkidul Mati Mendadak, Begini Kronologinya
![Sebanyak 26 Kambing di Gunungkidul Mati Mendadak, Begini Kronologinya](https://img.harianjogja.com/posts/2024/02/22/1165650/ternak.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Sebanyak 26 ekor kambing di Gunungkidul mati mendadak di Padukuhan Sawur, Kalurahan Sawahan, Ponjong. Kejadian tersebut berlangsung dalam kurun waktu dua hari, mulai Selasa (29/2/2024) hingga Rabu (21/2/2024).
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul Retno Widyastuti menjelaskan, pihaknya masih mencari penyebab pasti kematian tersebut. Dugaan sementara, kambing-kambing itu keracunan.
Advertisement
BACA JUGA: Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Kamis 22 Februari 2024
Dia menjelaskan bahwa pada awalnya hanya ada 22 ekor kambing mati pada Selasa (20/2/2024). Empat ekor sisanya masih hidup namun dalam proses pengobatan oleh UPT Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Karangmojo. “Empat ekor yang diobati akhirnya mati tanggal 21 Februari 2024,” kata Retno dihubungi, Rabu (21/2/2024).
Retno menjelaskan UPT Laboratorium Kesehatan Hewan telah mengambil sampel berupa sisa pakan ternak, isi rumen, muntahan, dan darah kambing tersebut. Sampel yang diambil berupa sisa pakan, isi rumen, muntahan, dan darah. Sisa pakan yang ditemukan di wadah pakan berupa kleresede, daun telo karet, dan daun pisang.
Pemilik Ternak, Rochmad mengatakan jumlah total ternaknya yang mati lebih banyak daripada pendataan DPKH, tepatnya 28 ekor. Jumlah tersebut terdiri dari kambing jenis jawa randu dan domba. Kematian terjadi dua hari berturut sejak Selasa (20/2/2024). Hari pertama, ada sebanyak 27 kambing yang mati.
“Selasa itu warga katanya menghitung ada 11 kambing mati, itu pukul 04.30 WIB. Tapi sampai pukul 11.00 WIB yang tadinya sehat ikutan mati, total jadi 25,” kata Rochmad.
BACA JUGA:
Setelah kematian 25 kambing tersebut, pada hari yang sama tepatnya sore dan malam hari, masing-masing ada satu kambing mati. Hari kedua ada satu kambing mati. Hari kedua, ada satu ekor lagi kambing yang mati.
Rochmad menerangkan ternak tersebut diberi makan sebagaimana kambing pada umumnya seperti daun ketela, kleresede, dan beluntas. Disinggung kemungkinan penyebab kematian, dia tidak dapat menjawab. “Saya tidak tahu [sebab kematian]. Secara medis saya masih menunggu hasil lab. Tadi saya sudah mengundang Puskeswan juga,” kata Rochmad.
Menurut dia, kerugian atas matinya 28 kambing yang dia punya mencapai Rp28 juta. Angka tersebut mengandaikan harga per anak kambing senilai Rp1 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Disdikpora DIY Sebut Calon Murid yang Mendaftar Pakai KK Titipan Akhirnya Mengundurkan Diri
- Mengaku Tidak Sejahtera, PKL Teras Malioboro 2 Ingin Dilibatkan Dalam Proses Relokasi
- ITF Bawuran Mangkrak, Pemkot Jogja: Soal Pembangunan Sepenuhnya Wewenang Pemkab Bantul
- Pembangunan ITF Bawuran Mandek, Sekda: Belum Dapat Laporan dari Aneka Dharma
- Hujan Deras Merata di Gunungkidul Kemarin, BPBD: Tak Pengaruhi Ketersediaan Air Bersih
Advertisement
Advertisement