Advertisement

Promo November

Sampaikan Kritik, Aktivis Tampilkan Pantomim di Bundaran UGM

Sunartono
Jum'at, 01 Maret 2024 - 23:57 WIB
Sunartono
Sampaikan Kritik, Aktivis Tampilkan Pantomim di Bundaran UGM Sejumlah aktivis yang tergabung dalam sebutan Dewe Yoben bersama Seniman Jogja Yuliono Singsot menggelar aksi pantomim hingga membaca surat cinta di Bundaran UGM, Jogja, Jumat (1/3/2024) sore. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah aktivis yang tergabung dalam sebutan Dewe Yoben bersama Seniman Jogja Yuliono Singsot  menggelar aksi pantomim hingga membaca surat cinta di Bundaran UGM, Jogja, Jumat (1/3/2024) sore. Mereka mengkritik pemerintah hingga kalangan akademisi yang dinilai masih diam terhadap kondisi kebangsaan saat ini.

Yuliono bersama sejumlah aktivis lainnya tampil membawa alat musik gitar berikut pengeras suara. Selain itu mereka membentangkan dua spanduk bertuliskan Kampus Jangan Diam, Rektor UGM Mana?, kemudian spanduk bertuliskan 6 Jam Di Jogja Mencari Rektor Pemberani.

Advertisement

BACA JUGA : Sejumlah Kampus Kritik Jokowi, Mahfud MD Sebut Ada Rektor Diintimidasi

Aksi bertajuk Surat Cinta untuk Penguasa ini cukup menyita perhatian masyarakat khususnya para pengendara jalan yang lewat. Karena aksi digelar bersamaan dengan masyarakat pulang usai bekerja. Koordinator Aksi Henry Gundul mengatakan aksi damai itu digelar bersamaan dengan 1 Maret atau dikenal dengan serangan umum.

“Aksi ini sebagai bentuk keprihatinan kami melihat kondisi bangsa saat ini sekaligus prihatin terhadap masyarakat kampus yang saat ini banyak diamnya dan tidak bersuara sama sekali,” katanya.

Selain kalangan akademisi, ia menyayangkan aktivis mahasiswa saat ini juga lebih memilih diam dan tidak merespons kondisi bangsa. Oleh karena itulah dalam kesempatan itu ia ingin mencari enam rektor dan enam ketua BEM yang berani mendukung penegan demokrasi.

BACA JUGA : Muncul Gelombang Kritik Kampus di Jogja ke Jokowi, Sultan: Enggak Apa-apa, Itu Demokrasi

“Kami memilih aksi di bundaran UGM ini, karena dari sinilah awal pergerakan reformasi itu ada,” katanya.

Ia berharap melalui aksi tersebut bisa didengar penguasa maupun pihak UGM sehingga ikut memikirkan kondisi bangsa saat ini. “Termasuk aksi si bisu ini bisa didengarkan oleh semua pihak termasuk masyarakat sehingga kita sama-sama membenahi kondisi bangsa ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement