Advertisement

Pemkot Jogja Tunda Rencana Pengolahan Sampah di TPA Piyungan Usai Diprotes Warga

Alfi Annisa Karin
Jum'at, 08 Maret 2024 - 12:07 WIB
Ujang Hasanudin
Pemkot Jogja Tunda Rencana Pengolahan Sampah di TPA Piyungan Usai Diprotes Warga Ilustrasi-Tumpukan sampah di TPA Piyungan Kabupaten Bantul. Antara - Hery Sidik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Penjabat Wali Kota Jogja Singgih Raharjo menanggapi protesnya warga Kalurahan Sitimulyo atas lahan yang rencananya akan digunakan oleh Pemkot Jogja sebagai tempat mengolah sampah menjadi produk RDF.

Singgih mengatakan, pengolahan sampah di lokasi itu nantinya akan ditunda untuk sementara waktu. Padahal, seharusnya minggu ini telah memasuki masa kontrak dengan vendor.

Advertisement

"Karena waktunya yang sangat pendek pertengahan bulan April sudah harus secara mandiri kita mengolah sampah. Jadi, kita mengoptimalkan TPST yang sudah kita punyai dulu," ujar Singgih saat ditemui, Jumat (8/3).

Optimalisasi TPST yang dia maksud adalah berkaitan dengan penambahan kapasitas di TPS 3R Nitikan dan Karangmiri. Selain itu, pihaknya juga melakukan penataan ulang agar pengolahan sampah bisa berjalan efektif dan efisien.

"Kita tunda dulu dan plan b nya kita jalankan. Jadi penambahan peralatan di TPST, mengefisiensikan, menata flownya supaya peralatan lebih efisien. Itu yang kita rencanakan untuk optimalisasi. Sekaligus juga kerja sama dengan bermitra dengan swasta didorong untuk dipercepat," imbuhnya.

BACA JUGA: Cemaskan Aliran Lindi, Warga Banyakan Tolak Rencana Proyek Pengolahan Sampah Pemkot Jogja

BACA JUGA: Proyek Pengolahan Sampah Pemkot Jogja Ditolak, Lurah Sebut Warga Tak Mau Diajak Studi Banding

Singgih memastikan pihaknya telah berupaya melakukan komunikasi dengan warga setempat. Mulai dari tingkat RT, RW, bahkan kalurahan. Saat itu Singgih mengakui sebenarnya telah ada gejala penolakan. Lantaran persepsi yang timbul adalah layaknya TPA.

"Persepsinya seperti TPA, tapi kan kita mengolah. Mengolah kan sampai habis jadi tidak akan menambah sampah di TPA, sehingga di situ hanya lokusnya. Kemudian kita proses sampai habis. Hasilnya, produknya RDF itu kita ada offtaker yang siap menerima, sehingga tidak akan menambah sampah di situ. Atau residu pun tidak ada," ungkapnya. (Alfi Annissa Karin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Turunkan Angka Kemiskinan Hingga 0 Persen, Ini Solusi yang Ditawarkan BPJamsostek

News
| Jum'at, 10 Mei 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Unik, Glamping Kapal Selam Ini Ternyata Bekas Sekoci Kapal Tanker

Wisata
| Jum'at, 10 Mei 2024, 09:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement