Advertisement

Hasilkan 12 Ton Sampah Pasar per Hari, Begini Upaya Pemkot Jogja

Alfi Annisa Karin
Selasa, 19 Maret 2024 - 17:37 WIB
Arief Junianto
Hasilkan 12 Ton Sampah Pasar per Hari, Begini Upaya Pemkot Jogja Petugas membersihkan mesin penghancur sampah organik untuk diolah menjadi kompos di TPS3R Nitikan, Jogja, belum lama ini. - Istimewa/Pemkot Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Jogja mencatat produksi sampah di 29 pasar se-Kota Jogja mencapai 12 ton per harinya. Lantaran masih adanya pembatasan kuota sampah ke TPA Piyungan, sampah di pasar hanya mendapat jatah angkut sebanyak dua armada atau ekuivalen dengan 10 ton per hari.

Selain itu, jadwal pengangkutan juga mengikuti jadwal operasional TPA Piyungan, yakni tiga hari buka dan satu hari tutup. "Jadi paling tidak seminggu itu menahan [sampah pasar] antara 12-17 ton. Setiap empat hari sekali masing-masing pasar bisa membuang ke Piyungan," ujar Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Pasar Rakyat Disdag Kota Jogja, Kelik Novidwyanto, beberapa waktu lalu.

Advertisement

Terbatasnya kuota sampah ke TPA Piyungan itu menjadikan pasar harus mampu mengolah sampah secara mandiri. Kelik menuturkan, sampah pasar diolah terpusat di TPS3R Pasar Giwangan.

Nantinya, sampah dari masing-masing pasar diambil secara bergiliran dan diolah di Pasar Giwangan. Di sana telah memiliki sarana yang lengkap mulai dari mesin pencacah hingga komposter. Kompos akan digunakan sebagai pupuk dan digunakan untuk asupan tanaman di sekitar pasar. "Lalu untuk makanan ternak dan maggot biasanya kami setor ke peternak yang ada di masyarakat," imbuhnya

Meski terdengar sepele, nyatanya pemanfaatan sampah organik oleh para peternak sebagai pakan turut menyumbang angka pengurangan sampah yang cukup signifikan.

Dalam sehari, setidaknya ada 900 kilogram sampah organik yang diambil oleh para peternak. Namun, untuk bisa mendapatkan sampah organik peternak harus melakukan pemilahan secara mandiri. Pasalnya, Disdag tak punya tenaga khusus yang bertugas untuk memilah sampah. "Peternak banyak yang butuh juga sementara ini bekerja sama secara informal dengan peternak untuk mengambil. Dari sisi mengurangi, [peternak] jelas mengurangi sampah," tegasnya.

Kelik menuturkan, produksi sampah pasar yang mencapai 12 ton perhari itu terbilang sudah turun sejak pasar didorong untuk bisa mengolah sampah secara mandiri. Semula, produksi sampah pasar mencapai 16 ton perhari. Ke depan, pihaknya merencanakan peningkatan kapasitas di TPS3R Pasar Giwangan.

"Harapannya bisa meng-scale-up di Giwangan karena yang punya instalasi TPS3R kan di sana. Ada rumah komposter, rencananya direvitalisasi. Kita scale up supaya bisa menerima sampah lebih banyak," tuturnya.

Sementara, Penjabat Wali Kota Jogja, Singgih Raharjo baru saja menambah jumlah mesin pencacah sampah organik yang tersebar di tiga pasar, di antaranya Pasar Beringharjo, Pasar Ngasem, dan Pasar Demangan.

Hal Ini menjadi bagian dari mempercepat penanganan sampah di pasar. Sedangkan, Singgih memastikan penyiapan pengolahan sampah mandiri di luar pasar juga terus berjalan. "Di luar pasar kami terus, selain TPA Piyungan masih punya kuota, kami mengoptimalkan yang ada di Nitikan. Karangmiri sudah mulai dibangun, sehingga tidak operasionalisasi. Kami dorong supaya nanti di pertengahan April sudah operate semuanya. Sekarang baru dilakukan pembangunan semua," ungkap Singgih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%

News
| Sabtu, 27 April 2024, 17:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement