Hasilkan 12 Ton Sampah Pasar per Hari, Begini Upaya Pemkot Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Jogja mencatat produksi sampah di 29 pasar se-Kota Jogja mencapai 12 ton per harinya. Lantaran masih adanya pembatasan kuota sampah ke TPA Piyungan, sampah di pasar hanya mendapat jatah angkut sebanyak dua armada atau ekuivalen dengan 10 ton per hari.
Selain itu, jadwal pengangkutan juga mengikuti jadwal operasional TPA Piyungan, yakni tiga hari buka dan satu hari tutup. "Jadi paling tidak seminggu itu menahan [sampah pasar] antara 12-17 ton. Setiap empat hari sekali masing-masing pasar bisa membuang ke Piyungan," ujar Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Pasar Rakyat Disdag Kota Jogja, Kelik Novidwyanto, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Terbatasnya kuota sampah ke TPA Piyungan itu menjadikan pasar harus mampu mengolah sampah secara mandiri. Kelik menuturkan, sampah pasar diolah terpusat di TPS3R Pasar Giwangan.
Nantinya, sampah dari masing-masing pasar diambil secara bergiliran dan diolah di Pasar Giwangan. Di sana telah memiliki sarana yang lengkap mulai dari mesin pencacah hingga komposter. Kompos akan digunakan sebagai pupuk dan digunakan untuk asupan tanaman di sekitar pasar. "Lalu untuk makanan ternak dan maggot biasanya kami setor ke peternak yang ada di masyarakat," imbuhnya
Meski terdengar sepele, nyatanya pemanfaatan sampah organik oleh para peternak sebagai pakan turut menyumbang angka pengurangan sampah yang cukup signifikan.
Dalam sehari, setidaknya ada 900 kilogram sampah organik yang diambil oleh para peternak. Namun, untuk bisa mendapatkan sampah organik peternak harus melakukan pemilahan secara mandiri. Pasalnya, Disdag tak punya tenaga khusus yang bertugas untuk memilah sampah. "Peternak banyak yang butuh juga sementara ini bekerja sama secara informal dengan peternak untuk mengambil. Dari sisi mengurangi, [peternak] jelas mengurangi sampah," tegasnya.
Kelik menuturkan, produksi sampah pasar yang mencapai 12 ton perhari itu terbilang sudah turun sejak pasar didorong untuk bisa mengolah sampah secara mandiri. Semula, produksi sampah pasar mencapai 16 ton perhari. Ke depan, pihaknya merencanakan peningkatan kapasitas di TPS3R Pasar Giwangan.
"Harapannya bisa meng-scale-up di Giwangan karena yang punya instalasi TPS3R kan di sana. Ada rumah komposter, rencananya direvitalisasi. Kita scale up supaya bisa menerima sampah lebih banyak," tuturnya.
Sementara, Penjabat Wali Kota Jogja, Singgih Raharjo baru saja menambah jumlah mesin pencacah sampah organik yang tersebar di tiga pasar, di antaranya Pasar Beringharjo, Pasar Ngasem, dan Pasar Demangan.
Hal Ini menjadi bagian dari mempercepat penanganan sampah di pasar. Sedangkan, Singgih memastikan penyiapan pengolahan sampah mandiri di luar pasar juga terus berjalan. "Di luar pasar kami terus, selain TPA Piyungan masih punya kuota, kami mengoptimalkan yang ada di Nitikan. Karangmiri sudah mulai dibangun, sehingga tidak operasionalisasi. Kami dorong supaya nanti di pertengahan April sudah operate semuanya. Sekarang baru dilakukan pembangunan semua," ungkap Singgih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Pemadaman Jumat 22 November 2024: Giliran Depok dan Pasar Godean
- Jadwal Terbaru KA Bandara YIA Xpress Jumat 22 November 2024
- Jadwal SIM Keliling Bantul di Akhir Pekan Bulan November 2024
- Jadwal Terbaru Kereta Api Prameks Jurusan Jogja-Kutoarjo Jumat 22 November 2024
- PakNas Desak Penyusunan Kebijakan Pertembakauan Melibatkan Konsumen
Advertisement
Advertisement