Advertisement

Bantul Peroleh Tambahan Alokasi Pupuk 4.000 Ton UREA dan 4.578 Ton NPK

Jumali
Selasa, 02 April 2024 - 14:47 WIB
Sunartono
Bantul Peroleh Tambahan Alokasi Pupuk 4.000 Ton UREA dan 4.578 Ton NPK Petugas merapikan pupuk di pabrik PT Pupuk Kujang. - ANTARA - Ali Khumaini

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Pemkab Bantul memastikan mendapatkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi pada 2024. Terdiri atas UREA 4.000 ton dan NPK dgan tambahan 4.578 ton.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul Joko Waluyo mengatakan pada 2024, usulan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) untuk 10.678 ton untuk UREA. Sedangkan untuk NPK sebanyak 13.706 ton.

Advertisement

Dari kebutuhan tersebut, pada 2024 Kementrian Pertanian telah mengalokasikan sebanyak 5.639 ton untuk UREA dan 4.024 ton untuk NPK. Dalam perkembangannya, sesuai dengan Surat Kementerian Pertanian No. B-52/SR.210/M/03/2024 alokasi pupuk bersubsidi tahun 2024 di setiap provinsi mengalami peningkatan.

BACA JUGA : Serapan Pupuk Kimia Capai 70%, Sleman Terus Dorong Penggunaan Pupuk Organik

Alhasil, alokasi pupuk di Bantul pada 2024, kata Joko, menjadi 9.639 ton UREA dan 8.602 ton NPK. “Meski belum mencukupi dari kebutuhan, tapi kami berterimakasih atas  adanya penambahan alokasi ini,“ kata Joko, ditemui Selasa (2/4/2024).

Berdasarkan data di DKPP Bantul, serapan alokasi pupuk bersubsidi pada 2023 lalu justru tidak maksimal. Di mana, dari alokasi sebesar 10.158 ton untuk UREA dan baru terserap sebanyak 7.414 ton. Sedangkan NPK dari alokasi sebanyak 7.173 ton pada 2023, terserap sebesar 5.019 ton.

Sementara hingga Maret 2024, dari alokasi 9.639 ton UREA baru terealisasi 1.356 ton. NPK dari alokasi 8.602 ton, terealisasi 999 ton.

Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Ketahanan Panganan dan Pertanian Bantul, Arifin Hartanto mengatakan rendahnya serapan pupuk pada 2023 disebabkan karena banyaknya petani yang belum memiliki Kartu Tani atau sudah memiliki Kartu Tani tapi tidak bisa digunakan. Selain itu, ada beberapa bank tang yang tidak langsung merespon untuk pelayanan Kartu Tani.

Selain itu, kata dia, rendahnya serapan pupuk subsidi juga dikarenakan faktor eksternal, yakni mundurnya masa tanam karena el nino.


"Karena kan musim tanam mengalami kemunduran. Sementara tahun 2022 itu tidak ada el-nino,” katanya.

Kekurangan traktor

Di sisi lain, Joko memaparkan, persoalan yang tidak kalah pelik dihadapi oleh petani di Bantul saat musim tanam adalah kurangnya mesin pertanian, seperti traktor. Sebab keberadaan jumlah traktor yang ada masih belum seimbang dibandingkan luasan lahan pertanian yang ada.

BACA JUGA : 9.086 Ton Pupuk Urea Bersubsidi Disalurkan ke Petani Kulonprogo

“Saat ini baru sekitar 1.500 unit traktor dan itu macam-macam sumbernya, seperti bantuan gapoktan dan milik pribadi. Artinya, satu unit traktor untuk mengolah 20 hektare,” ucapnya.

Joko memaparkan dengan luas lahan pertanian sekitar 14.000 hektare yang ada saat ini, setidaknya dibutuhkan 700 unit traktor. “Artinya kebutuhannya masih kurang cukup banyak. Oleh karena itu kami berharap ada bantuan traktor dari Kementrian Pertanian,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

AstraZeneca Tarik Besar-besaran Vaksin Covid-19 Buatannya, Ini Alasannya

News
| Rabu, 08 Mei 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga

Wisata
| Senin, 06 Mei 2024, 10:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement