Penyu Lekang Mulai Bertelur di Gua Cemara, Persentase Penetasan Telurnya Cukup Tinggi
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Penyu lekang mulai migrasi dan bertelur di Pantai Gua Cemara. Persentase telur penyu lekang menetas cukup tinggi.
Sekretaris Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi Penyu (Kompak) Bantul, Fajar Subekti mengakui bahwa kelompoknya telah menemukan dua sarang yang berisi telur penyu lekang pada pertengahan April 2024.
Advertisement
Pada penemuan pertama, ada 80 butir telur penyu lekang, kemudian pada penemuan kedua ada 86 butir telur penyu lekang.
Dia menyampaikan musim migrasi penyu lekang terjadi kisaran April-September. Menurut Fajar, induk penyu lekang akan mendarat untuk bertelur selama musim migrasi. Di memperkirakan jumlah telur penyu lekang yang ada di Pantai Goa Cemara akan terus bertambah seiring dengan masuknya musim migrasi.
Dia menuturkan selama musim migrasi, seekor induk penyu lekang akan bertelur kisaran 1-3 kali. Sementara dalam satu musim migrasi, kelompoknya biasanya menemukan sekitar 40-70 sarang penyu lekang.
Dari tahun ke tahun telur penyu lekang yang berhasil menetas dari tahun 2011-2019 terus meningkat. Kompak Bantul mencatat di tahun 2011 telur penyu lekang yang berhasil menetas sekitar 1.500 butir. Jumlah tersebut terus bertambah hingga tahun 2021 telur penyu lekang yang menetas sekitar 4.000 butir.
Kemudian tahun 2022-2024 jumlah telur penyu lekang yang menetas cenderung stagnan sekitar 3.600-4.000 butir.
BACA JUGA: Dua Ekor Penyu Ditemukan Mati di Pantai Gunungkidul
Dia memperkirakan saat ini ada sekitar 50 ekor induk penyu lekang dewasa di alam liar. Meski begitu, dia mengaku tidak dapat memperkirakan populasi penyu lekang saat ini, lantaran wilayah migrasi hewan tersebut cukup luas sekitar 3 ribu mill dari Samudra Hindia hingga perairan Indonesia bagian timur atau Australia.
Untuk menjaga kelestarian penyu lekang, pihaknya melakukan penyelamatan terhadap telur penyu lekang tersebut setiap musim migrasi. Apabila ada ancaman penetasan di sarang telur penyu lekang, antara lain ancaman predator, lalu lalang manusia, atau abrasi, pihaknya akan memindahkan telur tersebut ke tempat yang lebih aman.
Namun, apabila sarang telur penyu lekang tersebut dinilai aman, maka akan dibiarkan dan dipantau secara berkala. "Kami mengawal induk penyu [bertelur]. Kita berupaya telur penyu [lekang] dapat menetas secara maksimal," ujarnya, Jumat (19/4/2024).
Meski begitu, menurutnya sampah plastik di lautan masih mengancam kelangsungan kehidupan penyu lekang. Dalam setiap musim migrasi, dia mengaku biasanya menemukan 1-3 ekor penyu lekang yang mati. "Kalau kami lihat dari temuan bangkai induk penyu, kebanyakan mati karena mikroplastik dan sampah plastik," ujarnya.
Dia menduga sampah plastik yang ada di laut berasal dari sampah domestik yang masuk ke badan sungai lalu hanyut terbawa ke laut. Hal itu lantaran sampah plastik yang ditemukan di induk penyu lekang antara lain tutup pasta gigi, bungkus shampo, hingga bungkus makanan kemasan.
Sementara Kepala BKSDA Yogyakarta, Lukita Awang menuturkan persentase keberhasilan penetasan telur penyu lekang setiap musimnya cukup tinggi sekitar 80%. Menurutnya, ada berbagai faktor yang mempengaruhi penetasan penyu lekang. “Ada banyak faktor antara lain perubahan suhu, dan ketinggian ombak,” ujarnya.
Diketahui suhu yang cocok untuk penetasan telur penyu lekang sekitar 29-32 derajat celcius. Sementara kelembaban sarang semi alami penyu lekang sekitar 67%-80%.
Seputar Penyu Lekang
Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) merupakan spesies penyu yang hidup di perairan tropis dan subtropis yang berperairan dangkal. Penyu lekang ditemukan bertelur di Samudra Samudra Hindia, Samudra Pasifik, dan pantai di pulau-pulau besar.
Di Indonesia, penyu lekang disebut juga sebagai penyu abu-abu, penyu bibis, penyu sisik semu, penyu kembang, dan penyu slengkoroh. Penyu lekang termasuk di antara jenis penyu terkecil, dengan berat 31-43 kg. Warna karapasnya abu-abu kehijauan, tukiknya berwarna abu-abu.
Penyu abu-abu melakukan peneluran ataupun bersinggah di kawasan pantai yang terdiri dari butiran pasir hitam. Butiran pasir hitam memiliki kandungan mineral besi lebih dari 70% atau opac. Adapun, pasir hitam ini banyak tersebar di sepanjang pantai Bantul dan Kulonprogo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Diskriminasi Masih Marak, Jurnalis Perlu Mengadvokasi Kelompok Minoritas
- Jadwal Prameks Stasiun Tugu Jogja-Kutoarjo, Kamis 21 November 2024
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY, Kamis 21 November 2024: Di Kantor Kelurahan Condongcatur
- Dukung Ketahanan Pangan, Polda DIY Produktifkan Lahan Kadar Keasaman Tinggi di Galur
- Jadwal dan Lokasi Keberangkatan Bus DAMRI di Jogja
Advertisement
Advertisement