Gangguan Kesehatan Mental Kerap Dialami Anak Muda, Kebanyakan Masalah Bermula dari Rumah
Advertisement
Harianjogja.com, UMBULHARJO—Isu kesehatan mental santer terdengar di tengah-tengah masyarakat dalam beberapa hari terakhir. Kejadian seperti bunuh diri hingga self harming juga sempat beberapa kali terjadi di Yogyakarta.
Aktivis kesehatan mental Rennta Chrisdiana menyebut belakangan kesehatan mental kerap dialami oleh anak-anak muda. Faktornya pun beragam. Menurutnya, gangguan kesehatan mental bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Namun, sejauh ini kondisi hubungan dalam keluarga merupakan faktor yang paling banyak ditemui.
Advertisement
"Kebanyakan yang terjadi memang di keluarga dan kebanyakan masalah komunikasi seperti adanya jarak, tidak terbuka, tidak jujur, dan tidak hangat," jelas Ketua Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia (LAKI) ini saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.
Kesimpulan itu dia ambil usai LAKI membuka layanan konseling selama satu tahun terakhir. Rennta juga mencoba spesifik menyentuh kesehatan mental remaja melalui berbagai kegiatan. Untuk mengetahui berbagai faktor pemicu gangguan kesehatan mental khususnya pada anak muda, dia turut melakukan asesmen di dua SMA, yakni SMAN 1 Sleman dan SMA Bias. Hasilnya menunjukkan, selain faktor internal keluarga di dalam rumah, pelajar juga kerap merasa tertekan saat menuntut ilmu.
"Kita melakukan asesmen, itu banyak sekali tekanan pada anak-anak. Mereka merasa yang mereka harapkan itu adalah dukungan dari orang dewasa," imbuhnya.
Selain upaya asesment dan penyediaan layanan konseling, Rennta bersama komunitasnya juga gencar melakukan kampanye. Terakhir, dia turut menggandeng mahasiswa membuat project film dengan tema kesehatan mental. Film sengaja dipilih untuk menjadi medium edukasi. Sebab, menurutnya pesan di dalam film akan jauh lebih efektif dan melengkapi berbagai upaya edukasi yang selama ini telah dia lakukan melalui sosial media.
Film, lanjutnya, tak hanya bisa menjadi wadah edukasi bagi penderita gangguan kesehatan mental. Namun, juga orang-orang di sekitar penderita, seperti keluarga, guru, ataupun orang terdekat.
"Edukasi semacam ini sebetulnya harapannya jadi solusi bersama untuk bisa mengangkat tema ini dan mengajak anak muda untuk lebih terbuka," tuturnya.
BACA JUGA: Dinkes DIY Catat Kasus Gangguan Mental Anak dan Remaja Terbanyak di Sleman
Dia berharap, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental semakin meningkat. Menurut Rennta, masyarakat tak perlu bingung, sebab kini ada berbagai fasilitas edukasi hingga layanan konseling yang bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat. Diharapkan muncul juga kolaborasi antar semua pihak untuk menciptakan iklim kesehatam mentak yang baik.
"Harapannta semakin banyak masyarakat dan anak muda yang makin mengerti dan sadar betapa berdampaknya kesehatan mental dalam membangun lingkungan yang positif dan saling mendukung," harapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
- Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
Advertisement
Advertisement