Advertisement
DIY Kekurangan Pemandu Wisata Berbahasa Asing
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DIY menyebutkan Provinsi DIY kekurangan tenaga profesional pemandu wisata untuk melayani wisatawan yang berkunjung ke wilayah setempat. Kurangnya kebutuhan pemandu wisata profesional cukup dirasakan terutama untuk yang berbahasa asing, seperti Mandarin, Arab, dan Rusia.
Kepala Biro Diklat HPI DIY Yovitalia Hamid mengatakan, saat ini baru ada sebanyak 400 orang pemandu wisata bersertifikasi di wilayah DIY. Jumlah itu berkurang drastis setelah cukup banyak pemandu profesional yang pindah domisili ke berbagai daerah. Fenomena itu pun menyulitkan pihaknya untuk melayani wisatawan ketika ada event skala internasional.
Advertisement
"Jumlahnya memang kurang ya di DIY, terutama untuk divisi bahasa asing, misalnya Korea hanya enam orang, Mandarin delapan orang, Rusia kurang dari lima orang, dan Arab cuma tiga orang," katanya, Senin (29/4/2024).
BACA JUGA: Pilkada Kulonprogo, DPC PDIP Terima Pendaftaran Kader Partai Lain
Menurut Yovitalia, beberapa waktu lalu saat penyelenggaraan event robotik di JEC pihaknya juga kesulitan mencari pemandu berbahasa Mandarin. Hal ini menjadi salah satu persoalan yang serius bagi organisasi profesi pemandu wisata. Jangan sampai wisatawan merasa tidak nyaman saat berkunjung ke Jogja lantaran kurang lengkapnya pelayanan.
"Makanya setiap rekrutmen dan pelatihan anggota pemandu wisata baru kami selalu utamakan yang berbahasa asing, agar ketersediaan dan regenerasinya selalu ada," katanya.
Untuk menjawab persoalan itu, HPI DIY pun menggelar pendidikan pelatihan selama 10 hari dengan melibatkan 46 orang. Sebelumnya peserta telah mengikuti rangkaian seleksi resmi mengikuti pelatihan itu. Nantinya peserta akan diajarkan materi soal payung hukum pariwisata DIY dan juga pemahaman soal keistimewaan Jogja.
"Terutama soal Sumbu Filosofi yang baru saja ditetapkan Unesco sebagai warisan budaya dunia. Dalam pelatihan nanti peserta akan kami ajak turun ke lapangan untuk eksplorasi langsung dari Tugu sampai Panggung Krapyak," jelasnya.
BACA JUGA: Gangguan Kesehatan Mental Kerap Dialami Anak Muda, Kebanyakan Masalah Bermula dari Rumah
Ketua Umum HPI Imam Widodo menyebut, secara nasional ada sebanyak 12.000 lebih pemandu wisata profesional dan paling banyak ada di Bali dengan jumlah 6.000 orang. Diakuinya penurunan jumlah pemandu wisata itu disebabkan oleh saat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan dan tidak adanya aktivitas pelatihan.
"Di sisi lain, pemerintah sekarang lebih menyasar pelatihan pemandu di desa wisata, tapi itu bukan profesi. Jadi pemandu di desa wisata lebih banyak dibandingkan yang profesi," jelasnya.
Imam menyatakan, pendidikan dan pelatihan pemandu wisata ini penting sebagai bentuk regenerasi. Sebab kebanyakan pemandu wisata sekarang sudah berusia di atas 50 tahun. "Kami berharap peserta bisa mengikuti pelatihan dengan serius dan sungguh-sungguh, sehingga standar yang kami tetapkan untuk pelayanan bagi wisatawan itu tercapai," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Tidak Hanya di Pusat Kota, Asita DIY Ajak Wisatawan Menginap Hotel di Kulonprogo
Advertisement
Berita Populer
- Perayaan Malam Tahun Baru, Polda DIY Tambah Personel Pengamanan
- Sebut Malioboro Tak Begitu Padat, Kapolresta Jogja Tetap Libatkan Tim Jibom Polda DIY
- Pengin Pantau Kondisi Pusat Kota Jogja Jelang Perayaan Tahun Baru? Ini Link-nya
- Selamat Tahun Baru 2025! Ribuan Orang Merayakan di Tugu, Malioboro hingga Titik Nol Kilometer Jogja
- Update Terbaru KRL Jogja-Solo Rabu 1 Januari 2025, Ada Penambahan Jadwal di Libur Tahun Baru
Advertisement
Advertisement