Advertisement

TPA Piyungan Segera Ditutup, Ini yang Dilakukan DLH Sleman untuk Amankan Sampah

Catur Dwi Janati
Senin, 29 April 2024 - 20:27 WIB
Arief Junianto
TPA Piyungan Segera Ditutup, Ini yang Dilakukan DLH Sleman untuk Amankan Sampah Ilustrasi petugas menjajal mesin pengolah sampah di TPST Tamanmartani, Sleman. - Istimewa/DPRD Sleman

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Menjelang penutupan TPA Piyungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman menyiapkan segala sektor pengolahan sampahnya untuk menghadapi penutupan ini. Menurut hitungan, setidaknya setiap hari 110 ton sampah di Sleman bisa diolah secara mandiri.

Kepala DLH Sleman, Epiphana Kristiyani mengakui adanya sejumlah fasilitas di Sleman yang bisa melakukan pengelolaan sampah secara mandiri. Pertama, fasilitas TPST yang diakuinya saat ini Sleman telah memiliki dua TPST yang mengolah sampah menjadi RDF. 

Advertisement

Kedua TPST itu masing-masing adalah TPST Tamannartani yang telah beroperasi dan mampu mengolah sampah sebanyak 8-10 truk per harinya atau setara 40-50 ton per hari. Ada juga TPST Minggir yang saat ini masih diuji coba dan diperkirakan mampu mengolah empat truk sampah seberat 20 ton per hari.

Secara hitungan, setidaknya 70 ton sampah di Sleman bisa diolah lewat dua TPST setiap harinya. "Kami berupaya mengelola kapasitas pengelolaan sampah yang ada di Sleman. Kemarin kan belum maksimal di Tamannartani dan Minggir, kami upayakan nanti menjelang ditutup [TPA Piyungan] sudah sampai pada angka 80 ton sampah per hari untuk Tamannartani dan Minggir," kata Epi, Senin (29/4/2024).

Tak hanya mengandalkan TPST, tiga TPS3R dan tiga transfer depo sampah mendapatkan optimalisasi mesin dari DLH. Keenam fasilitas tersebut ada yang mendapat mesin pencacah, hingga mesin pengolah sampah menjadi RDF. Masing-masing fasilitas tersebut diestimasi mampu mengolah lima ton sampah per hari. Total sampah yang mampu dikelola keenam fasilitas ini mencapai 30 ton.  

"Untuk optimalisasi itu ada mesin yang bisa mengolah sampah menjadi RDF kemudian ada juga yang tambah mesin pencacah sampah, mesin pemilah sampah. Dengan demikian jumlah residu yang kemudian dihasilkan menjadi berkurang banyak," jelasnya.  

Selain TPST, TPS3R dan tranfer depo, pengelolaan sampah Sleman juga mengandalkan pengolahan sampah yang dilakukan Kalurahan dan Padukuhan. Misalnya, Kalurahan Sinduadi yang bisa mengolah lima ton sampah per hari, Pandowoharjo lewat Bumkal Amarta bisa mengolah satu ton sampah per hari, Padukuhan Nyamplung dengan kemampuan pengolahan sampah satu ton per hari dan masih banyak lagi.

BACA JUGA: TPST Piyungan Ditutup Permanen, Pemkab Bantul Ajukan Lahan ke Gubernur DIY untuk TPS Sementara

Saat ini produksi sampah harian Sleman berkisar di angka 203 ton sampah per hari. Dengan beragam fasilitas yang ada, setidaknya ada sekitar 110 ton sampah di Sleman yang bisa dikelola. Untuk menangani sisanya, DLH berencana membangun dua TPST lagi di Sleman. "Di tahun ini, kami berencana membangun TPST di Donokerto, membangun TPST di Gamping juga," tandasnya.

Di sisi lain, untuk membantu pengolahan sampah, Epi mendorong semua pegawai di Sleman untuk mengurangi sampahnya masing-masing. Salah satunya tiap pegawai diminta membuat lubang biopori, di mana sampah sisa makanan dan dapur bisa diolah dalam lubang biopori. "Harapannya seluruh pegawai yang jumlahnya sekitar 13.600 itu bisa mengurangi sampah melalui kegiatan itu," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Cak Imin Kritisi RUU Penyiaran, Utamanya Larangan Jurnalisme Investigasi

News
| Kamis, 16 Mei 2024, 14:07 WIB

Advertisement

alt

Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta

Wisata
| Senin, 13 Mei 2024, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement