Minimnya Tutupan Lahan Hutan DIY Jadi Sorotan di Program FOLU Net Sink 2030
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus melakukan sosialisasi terkait peran sektor kehutanan dan lahan untuk target nol emisi gas rumah kaca di 2030 atau dikenal dengan Forest and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2023. Sosialisasi digelar di Jogja dengan memberikan sejumlah perhatian di antaranya minimnya tutupan lahan hutan.
Tutupan lahan hutan merupakan penutup lahan oleh vegetasi dengan komposisi dan kerapatan tertentu, sehingga dapat tercipta fungsi hutan antara lain iklim mikro, tata air, dan tempat hidup satwa sebagai satu ekosistem hutan.
Advertisement
Khusus untuk wilayah Jawa, program ini disusun dengan memperhatikan karakteristik spesifik wilayah. Seperti daya dukung dan daya tampung air, serta luasan lahan kritis. Di DIY dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan tutupan lahan hutan yang minim, menjadi fokus utama dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim," kata Staf Ahli Menteri LHK Bidang Industri dan Perdagangan Internasional, Novia Widyaningtyas, Selasa (21/5/2024).
Oleh karena itu KLHK bekerja sama dengan tim pakar dari berbagai universitas, termasuk UGM, IPB, Universitas Brawijaya, dan ITB, menyusun rencana operasional yang detail dan dapat diterapkan secara efektif.
Setidaknya ada tujuh rencana operasional untuk wilayah Jawa dan enam di antaranya dapat diterapan di DIY. Terdiri atas pencegahan laju deforestasi pada lahan mineral, pembangunan hutan tanaman, peningkatan cadangan karbon dengan rotasi, peningkatan cadangan karbon nonrotasi, perlindungan konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan mangrove. "Rincian rencana operasi tersebut akan segera detailkan pada workshop penyusunan rencana kerja sub nasional Provinsi DIY," katanya.
Ia mengungkap dalam sosialisasi tersebut menekankan pentingnya kerja sama multipihak dalam menghadapi perubahan iklim. Indonesia telah menyatakan komitmennya kepada dunia internasional untuk mengendalikan perubahan iklim sejak Paris Agreement. Salah satunya melalui program Indonesia's FOLU Net Sink 2030 dengan target tingkat emisi GRK -140 juta ton CO2e di 2030.
BACA JUGA : Area Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau Terus Meluas
Program ini menyasar empat strategi utama yaitu pencegahan deforestasi, konservasi dan pengelolaan hutan lestari, perlindungan dan restorasi lahan gambut dan peningkatan serapan karbon. "Fokus utama FOLU Net Sink 2030 ini adalah mengurangi emisi gas rumah kaca, dengan sektor kehutanan dan penggunaan lahan memegang peranan penting, berkontribusi sebesar 25,4 persen terhadap target nasional," katanya.
Novia mengatakan program ini mendapatkan banyak dukungan internasional, menunjukkan keseriusan dunia dalam menangani isu perubahan iklim serta melihat potensi Indonesia dalam kontribusinya pada pengendalian perubahan iklim global. "Dukungan itu termasuk kontribusi pendanaan," ujar Novia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Kamis 21 November 2024
- Prakiraan Cuaca Hari Ini di Jogja dan Sekitarnya, BMKG: Masih Didera Hujan
- Jelang Pilkada Sleman, Harda-Danang Gelar Silaturahmi dengan Ponpes Wahid Hasyim
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Kamis 21 November 2024
- Jalur Trans Jogja ke Sejumlah Mall dan Kampus di Jogja
Advertisement
Advertisement