Awas! Sejumlah Aliran Sungai di Bantul Tercemar Bakteri Fecal Coliform, Berikut Daftarnya
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Sejumlah sungai yang melintas di wilayah Bantul tercemar bakteri fecal coliform. Hal ini terungkap berdasarkan pemantauan indeks kualitas air (IKA) yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul.
Kepala DLH Bantul, Bambang Purwadi Nugroho menyampaikan Sungai Opak dan Sungai Gajahwong dalam kondisi cemar berat pada pemantauan periode 1 tahun 2023.
Advertisement
Penyebabnya karena nilai parameter fecal coliform seluruh titik di sungai tersebut melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu 1.000 MPN/100ml, sementara nilai fecal coliform sesuai hasil pemantauan antara 1.500.000 - 4.300.000 MPN/100ml.
Sementara konsentrasi fecal coliform yang tinggi juga terjadi di Sungai Winongo, Tirtonirmolo, Kasihan yaitu sebesar 920.000 MPN/100 ml. "Penyebab tingginya nilai fecal coliform melebihi baku mutu dapat disebabkan oleh banyaknya aktivitas domestik, pertanian dan peternakan,” katanya, Kamis (30/5/2024).
Sekadar informasi, Fecal coliform merupakan bakteri yang dapat ditemukan pada usus manusia dan hewan berdarah panas. Bakteri tersebut termasuk dalam keluarga Enterobacteriaceae, dan jenis yang paling umum diidentifikasi adalah Escherichia coli (E.Coli).
Fecal coliform adalah indikator yang umum digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran air oleh kotoran manusia dan hewan. Kondisi ini terjadi di Sungai Opak, Sungai Gajahwong dan Sungai Winongo yang mengaliri wilayah Bantul.
BACA JUGA: Pencemaran Sungai Bengawan Solo, Gibran: Nanti Jadi Perhatian untuk Gubernur Berikutnya
Penyebab Pencemaran
Menurut Purwadi, sumber pencemaran bakteri fecal coliform bersumber dari buangan limbah rumah tangga, buangan septic tank, cemaran kotoran hewan ternak dan pupuk. Pada tahun 2023, DLH melakukan sampling pola perilaku masyarakat dalam membuang sampah maupun limbah domestik ke sungai masih cukup tinggi.
"Secara visual pada saat pemantauan terlihat warna air keruh," katanya.
Dia menuturkan keberadaan fecal coliform dalam air dianggap sebagai tanda pencemaran tinja yang mungkin mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. Karena itu menurut dia, pengukuran fecal coliform tersebut penting sebagai indikator kualitas air dan keselamatan sanitasi air di wilayah Bantul.
"Untuk menurunkan nilai fecal coliform yang masuk ke perairan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan pengelolaan air limbah baik melalui IPAL domestik, komunal maupun IPAL domestik skala perkotaan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
- Beranda Migran Nilai Pemindahan Penahanan Mary Jane ke Filipina Langkah Maju untuk Keadilan
- Kampanye Akbar di Pilkada Sleman, Paslon Boleh Berikan Hadiah Barang Maksimal Senilai Rp1 Juta
- Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris Diharap Jadi Pembuka Pengembalian Aset HB II
Advertisement
Advertisement