Daftar Tunggu Peserta Program Transmigrasi di Bantul Mancapai Puluhan KK
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul mencatat puluhan orang masuk dalam daftar tunggu program transmigrasi. Hanya saja, ada keluarga yang telah diberangkatkan ke daerah tujuan transmigrasi yang memilih untuk kembali ke daerah asal.
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja, Perluasan Kesempatan Kerja dan Transmigrasi, Disnakertrans Bantul, Rumiyati yang akrab disapa Rumi menyampaikan ada beberapa KK yang tidak betah ketika sampai di daerah tujuan transmigrasi. Mereka yang tidak betah akhirnya memilih kembali ke daerah Bantul.
Advertisement
Disnakertrans Bantul mencatat secara akumulatif ada sekitar 20 persen KK yang memutuskan untuk pulang ke daerah asal transmigrasi dalam lima tahun belakangan.
BACA JUGA: Program Transmigrasi, DIY Dapat Kuota 16 Kepala Keluarga
“Hal itu [transmigran yang kembali ke daerah asal] tergantung proses penjaringan calon transmigran, kalau calon transmigran secara syarat [administratif] dan ekonomi [kurang mampu] sesuai, mereka biasanya akan bertahan disana. Karena mereka biasanya tidak mempunyai tempat tinggal disini, dan alat perekonomian serta pekerjaan. Jadi, mau tidak mau mereka [transmigran] bertahan disana,” ujarnya.
Menurut Rumi, apabila kejadian semacam itu terjadi, maka Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) akan mengatur ulang KK yang akan menempati lahan dan rumah tinggal yang telah ditinggalkan oleh KK yang kembali ke daerah asal.
Menurut Rumi pihaknya bekerjasama dengan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait telah memberikan pelatihan pertanian yang dinilai diperlukan oleh calon transmigran untuk mengolah lahan di daerah penempatan.
Nantinya, pemerintah memfasilitasi calon transmigran untuk bekerja di sektor pertanian di daerah tujuan. Meski begitu, menurutnya sebagian besar transmigran mempunyai pekerjaan sambilan sebagai pekerja di kebun sawit, atau berdagang.
“Namun, syaratnya lahan itu tetap diolah. Ada beberapa transmigran yang fokus mengolah lahan [yang diberikan dalam program transmigrasi] untuk diolah menjadi lahan pertanian dan perkebunan, dan ada juga yang mengembangkan keahlian yang dimiliki sejak dari daerah asal, seperti mbengkel. Nanti, lahan yang ada diolah dengan kerjasama dengan transmigran lain,” ujarnya.
“Sekarang sudah tidak seperti dulu, sekarang penempatan sedikit. Kalau dulu kan cukup banyak,” ujarnya.
Jumlah KK yang menunggu untuk diberangkatkan dalam program tersebut masih cukup tinggi. Saat ini masih ada sekitar 40 KK yang mendaftar program tersebut sejak tahun 2022. Meski begitu, menurutnya tidak seluruh KK memenuhi kriteria layak diberangkatkan.
Syarat ber KTP Bantul, dan ada yang memiliki KTP Bantul tetapi tidak lahir di Bantul. Bagi calon transmigrasi yang memiliki KTP Bantul, namun tidak lahir di Bantul, ada syarat minimal berdomisili di Bantul selama dua tahun yang dibuktikan dengan surat dari kalurahan.
Selain itu, Disnakertrans Bantul juga mensyaratkan calon transmigrasi telah menikah, usia 18-50 tahun, belum pernah bertransmigrasi, sehat secara jasmani dan rohani, dan memiliki kemampuan yang dibutuhkan di daerah transmigrasi. Meski begitu, menurut dia ada beberapa pendaftar program transmigrasi yang berusia diatas 50 tahun. Calon transmigran yang berada di atas usia yang dipersyaratkan, maka harus didampingi anak laki-laki dengan usia produktif.
Dia menuturkan lantaran jumlah pendaftar program transmigrasi tidak berbanding lurus dengan jumlah kuota transmigrasi di setiap tahunnya, maka Disnakertrans Bantul melakukan seleksi bagi pendaftar transmigrasi dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi pendaftar transmigrasi.
“Keluarga yang mendaftar transmigrasi, kondisi ekonominya hampir sama. Karena kuota transmigrasi saat ini hanya sedikit, dan sejalan dengan visi misi Bupati Bantul untuk mengatasi kemiskinan, kami memprioritaskan keluarga yang tidak punya rumah,” ujarnya.
Dia menuturkan tahun ini kuota keberangkatan transmigran lebih banyak daripada tahun 2023. Tahun 2024 transmigran yang diberangkatkan terdiri dari 4 KK dari jalur reguler, dan 1 KK tambahan. Dia menuturkan tahun 2024, 4 KK yang ditempatkan akan dibiayai oleh APBD DIY dan kementerian pusat, sementara 1 KK yang akan diberangkatkan dibiayai dari APBD Bantul dengan daerah penempatan. Tahun 2024 calon transmigran akan ditempatkan di Mahalona, Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan dan Padang Tarok, Sijunjung, Sumatera Barat.
Sementara tahun 2023 jumlah transmigran yang diberangkatkan ada 4 KK yang terdiri dari 12 orang yang ditempatkan di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, dan Muna, Sulawesi Tenggara.
Nantinya, KK yang berangkat ke daerah tujuan transmigrasi akan diberikan rumah dan pekarangan seluas seribu meter. Kemudian transmigran juga akan diberikan lahan perkebunan dengan status kepemilikan hak milik.
Lahan perkebunan tersebut akan diberikan secara bertahap, lahan usaha pertama yang diberikan sekitar 6-12 bulan, dan lahan usaha dua sekitar 5 tahun kemudian. Kemudian transmigran juga akan diberikan jaminan hidup (jadup) berbentuk sembako selama setahun setelah kedatangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tabrak Pengendara setelah Terabas Lampu Merah, Pemotor Alami Luka Berat
- Pemkab Siapkan Rp52,7 Miliar untuk Makan Bergizi Gratis, Defisit APBD Bantul Kian Dalam
- Heboh Kabar Pembebasan Dirinya, Mary Jane Veloso Telepon Kedubes Filipina
- Bawaslu DIY Petakan Potensi Kerawanan TPS Pilkada 2024, Listrik & Internet Kerap Jadi Kendala
- Kunjungi Harian Jogja, Mahasiswa Universitas PGRI Madiun Tanyakan Kiat Bertahan di Era Digital
Advertisement
Advertisement