Mahasiswa UGM Pasang Teknologi Pemanen Air Hujan di Dusun Sulit Air Bersih Pulau Karampuang
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) UGM memasang teknologi pemanen air hujan di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat. Implementasi teknologi ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di dua dusun yang masih kesulitan air.
Kormanit KKN Unit Karampuan, Ardy Madi Nuroho mengungkapkan Rusun Nangka dan Sepang merupakan dua dusun yang masih kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Advertisement
"Dari 11 dusun, ada dua dusun yang kita survei masih belum dialiri PDAM. Di dusun yang sudah teraliri PDAM kadang air hanya mengalir seminggu sekali," kata Ardy pada Minggu (7/7/2024).
BACA JUGA : Lima Mahasiswa UGM Ini Bikin Batako Tahan Gempa dari Sampah, Oli, dan Sekam
Karenanya alat pemanen air hujan dipasang di salah satu lokasi di salah satu dusun sebagai instalasi percontohan. Instalasi diharap dapat menunjukkan jika air hujan juga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air yang dilengkapi dengan alat penyaring.
"Kita akan memasang kapasitas dengan volume 1200 liter. Alat ini langsung menyaring air hujan yang sebelum asam menjadi air yang bersih sehingga kebutuhan air tawarbisa terpenuhi. Sebab jika air sumur, disini umumnya air payau," ujarnya.
Selain memasang alat pemanen air hujan, tim juga akan memasang lampu penerangan jalan yang menggunakan tenaga surya. Lampu penerangan ini akan dipasang di empat titik yang menghubungkan perbatasan antar dusun yang selama ini belum terpasang.
Pasalnya saat malam tiba, jalan antar dusun yang umumnya berupa jalan setapak atau beberapa sudah di cor konblok selalu gelap gulita. "Kita akan pasang di empat titik yang menghubung antar dusun," kata anggota tim Ghibran Nabil Putra.
Pemasangan lampu penerangan ini berangkat dari permasalahan yang dihadapi warga di pulau ini yang memenuhi kebutuhan listriknya dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). "Sumber energi listrik di pulau ini mengandalkan empat PLTS. Lalu semakin bertambahnya rumah penduduk, lampu menyala semakin singkat, jika musim hujan sering tidak menyala," tuturnya.
Umumnya di wilayah tersebut lampu menyala mulai pukul 11.00-23.00 WIB saat kondisi cuaca normal. Bila kurang mendapat paparan sinar matahari maka listrik tak menyala dalam waktu lama. "Semakin kesini kebutuhan listrik semakin tinggi.Jika cuacanya bagus, mulai jam 10 siang sampai jam 11 malam, setelah itu gelap," lanjutnya.
Kepala Desa Karampuang, Ahmad Ali mengapresiasi kedatangan mahasiswa KKN PPM UGM yang sebelumnya pernah diterjunkan pada 2019 lalu. Ahmad berharap kedatangan mahasiswa KKN bisa memberikan edukasi bagi masyrakat agar lebih maju dalam mengembangakan potensinya.
"Kita tahu mahasiswa UGM memiliki SDM berkualitas dan nantinya bisa mengedukasi masyarakat Karampuang yang membutuhkan pemikiran agar supaya bisa membantu masyarakat dan bagaimana nanti bisa meningkatkan potensi baik didarat dan dilaut sebagai pulau tujuan wisata," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Erdogan Desak Negara Dunia Terapkan Putusan Penangkapan Netanyahu
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kantongi Izin TRL, Teknologi Pemusnah Sampah Dodika Incinerator Mampu Beroperasi 24 Jam
- Korban Apartemen Malioboro City Syukuri Penyerahan Unit, Minta Kasus Tuntas
- Tak Gelar Kampanye Akbar Pilkada Sleman, Tim Paslon Harda-Danang Bikin Kegiatan Bermanfaat di 17 Kapanewon
- Kembali Aktif Setelah Cuti Kampanye, Ini Pesan KPU Kepada Bupati Halim dan Wabup Joko Purnomo
- Semarak, Ratusan Atlet E-Sport Sleman Bertarung di Final Round E-Sport Competition Harda-Danang
Advertisement
Advertisement