Advertisement

Keren! Mahasiswa UNY Sulap Limbah Bonggol Jadi Sabun

Catur Dwi Janati
Sabtu, 13 Juli 2024 - 12:27 WIB
Arief Junianto
Keren! Mahasiswa UNY Sulap Limbah Bonggol Jadi Sabun Produk Jyco-S yang terbuat dari limbah bonggol jagung. - Istimewa // UNY

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengubah limbah bonggol jagung menjadi sabun yang memiliki kemampuan perlindungan dari paparan sinar UV. Dengan campuran lidah buaya atau Aloe vera, sabun yang dinamai Jyco-S ini mampu membantu pengelolaan limbah bonggol jagung yang kerap kali tak termanfaatkan. 

Jyco-S merupakan inovasi yang ditemukan lima mahasiswa UNY yakni Adhelia Citra Sulistyawati, M. Prigel Ulil Abshor, Erda Aiska Ariela Belinda, Dhina Maulani dan Nida Nur Laili Wahdah. Adhelia menjelaskan limbah bonggol jagung dan Aloe vera mengandung senyawa flavonoid dan fenol yang mampu memunculkan aktivitas antioksidan dan tabir surya. Kedua bahan alami tersebut bisa menjadi alternatif tambahan untuk mengatasi masalah kulit yang diakibatkan oleh paparan sinar UV. 

Advertisement

"Permasalahan kulit yang sering dialami di Indonesia adalah kanker kulit dengan faktor utama karena paparan sinar UV yang berlebihan yang apabila tidak segera diatasi, perlahan-lahan akan menyebabkan kematian. Oleh karena itu, perlu dilakukan inovasi untuk melakukan pencegahan kanker kulit melalui penggunaan tabir surya," kata Adhelia pada Jumat (12/7/2024).

Selain kandungan flavonoid dan fenol yang ada di dalamnya, keberadaan limbah bonggol yang begitu melimpah, membuatnya mudah didapat. Adhelia menyebut produksi limbah bonggol jagung di Indonesia jumlahnya mencapai 5,7 juta ton per tahun. Jumlahnya yang begitu banyak tentunya membutuhkan langkah pengelolaan menjadi produk yang bermanfaat.

Bonggol jagung dan aloe vera diperoleh di daerah Kulonprogo dan Gunungkidul karena belum dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan beberapa limbah bonggol jagung terkadamg hanya dibakar yang dapat menyebabkan polusi udara.

Tak cuma dibuat dari pemantauan limbah, anggota tim lainnya Nida menambahkan sabun Jyco-S punya keunikan sebagai sabun mandi sekaligus tabir surya. Karenanya ketika menggunakan produk ini pemakai tidak memerlukan tabir surya tambahan. 

Nida melanjutkan produk Jyco-S yang dibuat dalam bentuk sabun batang memudahkan penggunaan dan membersihkan kulit secara optimal. "Target konsumen yaitu laki-laki maupun perempuan berusia 15-50 tahun yang sadar pentingnya kesehatan kulit, konsumen yang ingin menghemat waktu menggunakan tabir surya, sekaligus konsumen yang mencari produk inovatif dan unik," lanjutnya. 

Anggota tim lainnya, Prigel menjelaskan bahwa pembuatan ekstrak bonggol jagung menggunakan proses ekstraksi maserasi dengan cara merendam serbuk bonggol jagung dalam etanol 96% selama 3 hari pada temperatur kamar terlindungi dari cahaya. Endapan yang diperoleh dari proses ektraksi meserasi dilakukan pemisahan. Selanjutnya, endapan yang diperoleh dipekatkan sehingga mendapatkan ekstrak pekat bonggol jagung.  "Pembuatan gel Aloe vera dilakukan dengan merendam aloe vera terlebih dahulu untuk menghilangkan getah," ujarnya.

Gel Aloe vera nantinya dihaluskan menggunakan stick blender. Setelah halus, Aloe disaring dan dimasukkan ke dalam cetakan es untuk dibekukan. Aloe vera yang beku bisa langsung digunakan untuk pembuatan sabun. 

Secara rinci formulasi Jyco-S, terdiri dari ekstrak bonggol jagung, ekstrak aloe vera, NaOH 37%, minyak kelapa, minyak sawit, minyak zaitun, minyak dedak, gliserin, propilen glikol, asam stereat, asam sitrat, gula, essential oil dan pewarna sabun. Pencetakan bahan-bahan tadi menjadi sabun menggunakan silikon. Setiap satu cetakan dituangkan campuran bahan-bahan untuk membuat Jyco-S terlebih dahulu hingga terisi setengah dan ditutup lagi dengan campuran tadi. Setelah itu diamkan selama 1x24 jam, sabun sudah jadi dan siap dikemas.

Melihat manfaat dan terobosannya, produk inovasi pemanfaatan limbah bonggol jagung ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKMK tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Sebut Penetapan Tersangka Tom Lembong Tak Ada Unsur Politis

News
| Rabu, 30 Oktober 2024, 08:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement