Advertisement
Pedagang Pasar di Kota Jogja Komitmen Patuhi Batas Tinggi Harga Eceran
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Jogja resmi meluncurkan inovasi Warung Mrantasi di Pasar Beringharjo Timur, Selasa (22/7/2024). Mrantasi merupakan kependekan dari Masyarakat Lan Pedagang Tanggap Inflasi. Ini menjadi program Didag Kota Jogja dalam upaya memberi kesadaran kepada pedagang pasar soal fenomena inflasi, sehingga bisa turut serta menekan angka inflasi di Kota Jogja.
Lewat program ini, salah satu yang ditonjolkan adalah soal komitmen pedagang untuk tak menjual bahan pokok atau sembako di atas harga eceran tertinggi (HET). Sebanyak 25 pedagang Pasar Beringharjo telah tergabung dalam Warung Mrantasi. Selurunya telah berdeklarasi menyatakan kesiapannya untuk mematuhi HET.
Advertisement
"Warung Mrantasi hadir sebagai bentuk komitmen pedagang untuk bersingeri dengan Pemkot Jogja dalam menciptakan stabilisasi pasokan dalam menekan inflasi," ujar Kepala Disdag Kota Jogja Veronica Ambar Ismuwardani di Pasar Beringharjo Timur, Selasa (22/7/2024).
Selain diminta untuk patuh terhadap HET, anggota Warung Mrantasi juga diminta untuk menjual produk sembako langsung ke tangan konsumen terakhir. Lalu, pedagang juga didorong untuk tidak melakukan penimbunan barang. Di sisi lain, Ambar memastikan anggota Warung Mrantasi punya banyak keuntungan. Misalnya, pedagang akan mendapatkan prioritas dalam hal alokasi bahan kebutuhan pokok dari Bulog. Lalu, pedagang juga akan diprioritaskan dalam program stabilisasi harga pada gerakan operasi pasar dengan subsidi atau tanpa subsidi.
"Pedagang juga akan mendapatkan kemudahan akses permodalan dari BPD DIY," imbuhnya.
BACA JUGA: Kota Jogja Libatkan Pedagang Tekan Inflasi Lewat Gerakan Warung Mrantasi
Ambar menuturkan, program Warung Mrantasi ini tak hanya berhenti pada 25 pedagang di Pasar Beringharjo saja. Dia akan terus menambah cakupan sasaran Warung Mrantasi. Setidaknya akan ada di 5 pasar pantau di Kota Jogja. Inovasi Warung Mrantasi yang dibarengi dengan Kios Segoro Amarto diharapkan mampu menekan angka inflasi di Kota Jogja.
"Harapan kami dapat meningkatkan upaya pengendalian inflasi daerah," harapnya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Jogja Kadri Renggono menuturkan selama tiga tahun terakhir inflasi di Kota Jogja masih di atas rata-rata nasional. Terakhir, pada 2023 inflasi di Kota Jogja mencapai 3,47 persen. Kadri menyebut salah satu elemen penyumbang inflasi adalah komoditas bahan pokok. Untuk itu diperlukan adanya kolaborasi bersama pedagang pasar rakyat. Menurutnya, ini merupakan langkah taktis. Sebab, pedagang pasar rakyat merupakan pihak yang memiliki jaringan distributor bahan pokok hingga menjangkau ke konsumen akhir.
"Kami menganggap, pedagang pasar rakyat merupakan mitra vital dalam kebijakan strategis penekanan laju inflasi," ungkapnya. (Alfi Annissa Karin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement