Manfaatkan Limbah, Tim Dosen UPN Veteran Yogyakarta Bantu Warga Metes Dirikan Bank Jelantah Romansa
Advertisement
BANTUL—Masyarakat RT 69 Dukuh Metes, Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Bantul menjadi contoh nyata sebuah prakarsa luar biasa program Pengabdian bagi Masyarakat lewat aksi pemanfaatan limbah rumah tangga berupa minyak jelantah yang mereka lakukan.
Lewat Program Pengabdian Masyarakat dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPNVY) yang digelar pada Minggu (21/7/2024), peran Bank Sampah Romansa terus dioptimalkan sebagai upaya peningkatan partisipasi aktif warga RT 69, khususnya remaja dan pemuda untuk mencegah pencemaran lingkungan melalui Pendirian Bank Jelantah Romansa.
Advertisement
Program ini dipimpin oleh Siswanti, S.T, M.T., bersama tim yang terdiri dari dosen, yakni Indriana Lestari, S.T., M.T., dan Dr. Ir. Tuti Setyaningrum, M.Si., serta sejumlah mahasiswa, yakni Dyah Ayu Musyrifah, Erica Munazah, dan Helven Paskah Naomi Silalahi.
Dalam kegiatan tersebut, tim Tim Pengabdian Masyarakat LPPM UPNVY berfokus pada upaya peningkatan partisipasi aktif remaja dan pemuda RT 69 dalam kegiatan masyarakat, sebagai cara mencegah pencemaran lingkungan melalui partisipasinya sebagai pengelola Bank Jelantah Romansa RT 69 Metes.
Melalui keterangan resmi yang diterima Harianjogja.com, Selasa (23/7/2024), tim LPPM UPNVY menjelaskan fungsi Bank Jelantah Romansa ini nantinya adalah mengelola minyak jelantah untuk diubah menjadi produk yang bermanfaaat dan mempunyai nilai jual, mulai dari sabun padat dan cair, serta lilin. Produk yang dihasilkan tersebut dapat dimanfaatkan sendiri ataupun dijual, sehingga dapat mengurangi besarnya biaya hidup, mengurangi dampak negatif penggunaan jelantah, serta mengurangi pencemaran lingkungan.
Minyak jelantah dikategorikan sebagai limbah yang dapat merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia.
Persoalan limbah minyak jelantah tidak menjadi perhatian seperti isu sampah plastik karena dianggap sepele oleh masyarakat. Sampai saat ini, limbah minyak jelantah sebagian besar dibuang karena menganggap jelantah tidak mempunyai nilai jual.
Jelantah umumnya dibuang ke selokan, wastafel dan dibuang bersamaan dengan sampah dapur. Padahal dampak jelantah yang dirasakan pada skala rumah tangga yaitu jelantah mengalami pembekuan yang akhirnya menyumbat saluran air dan menyebabkan endapan pada selokan.
Solusi Berkelanjutan
Oleh karena itu, program ini diharapkan dapat memberikan solusi yang berkelanjutan dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Dengan mengubah minyak jelantah menjadi produk yang bermanfaat, maka program ini tidak hanya mengurangi limbah jelantah tetapi juga memberikan dampak positif yang dapat dimanfaatkan dan dirasakan oleh masyarakat setempat.
Program ini dimulai dengan penyerahan peralatan pembuatan produk berbahan dasar minyak jelantah oleh tim pengabdian masyarakat UPNVY dan diterima oleh Ketua PKK RT 69, Yuke Kusumayanti serta sosialisasi dan pelatihan kepada remaja dan pemuda Romasa beserta ibu-ibu rumah tangga RT 69 tentang pentingnya pengelolaan minyak jelantah.
Tim dari UPNVY memberikan demonstrasi langsung mengenai proses konversi minyak jelantah menjadi sabun padat, cair dan lilin. Masyarakat diajari cara mengumpulkan, memurnikan dan mengolah minyak jelantah dengan menggunakan bahan kimia seperti arang aktif, bleaching earth, soda api (NaOH), dan kalium hodroksida (KOH), serta peralatan sederhana yang disediakan oleh Tim dari UPNVY yang selanjutnya diberikan sebagai modal operasional bagi Remaja dan Pemuda Romansa.
Program ini memberikan hasil yang sangat positif. Masyarakat RT 69 Metes kini tidak hanya memiliki pengetahuan baru tentang pengelolaan minyak jelantah dan pemanfaatannya, namun merekan juga dapat memproduksi sendiri sabun dan lilin dari minak jelantah, sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga atau dijual untuk menambah penghasilan. Selain itu, RT 69 Metes menjadi lebih bersih dan lingkungan lebih terjaga.
Program ini merupakan bagian dari komitmen UPN dalam mengabdi kepada masyarakat dan menciptakan solusi inovatif untuk masalah lingkungan. Dengan dukungan dari para akademisi dan mahasiswa, program ini diharapkan dapat menjadi model yang dapat diterapkan di desa-desa lain di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Difabel Merdeka Dukung Hasto-Wawan di Pilkada Kota Yogyakarta
- KPU Larang Pemanfaatan Lapangan Denggung, 2 Paslon Pilkada Sleman Urung Gelar Kampanye Akbar
- Dinkes DIY Peringati HKN sekaligus Kampanyekan Pencegahan Stunting lewat Fun Run 5K
- Tarik Uang Taruhan dari 10 Orang, Pemain Judi Online asal Bantul Ditangkap Polisi
- Awasi Masa Tenang, Bawaslu Siagakan Semua Petugas Pengawas
Advertisement
Advertisement