Advertisement
Kelompok Tani Kalurahan Duwet Gunungkidul Kesulitan Jaringan Listrik
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kelompok Tani (KT) di Kalurahan Duwet, Wonosari, Gunungkidul masih kesulitan jaringan listrik. Jaringan listrik ini diperlukan untuk menghidupkan titik-titik pompa air dari sumur bor.
Ketua KT Handayani, Jumadi mengatakan pihaknya masih membutuhkan bantuan pengadaan jaringan listrik. Dia bersama KT lain juga telah mengirim permohonan ke Dinas Pertanian dan Pangan (DPP). Hanya, pengadaan masih belum dapat dilaksankan.
Advertisement
Jumadi menerangkan apabila semua petani datang ke sawah dalam satu waktu, maka lahan pertanian dari sisi paling ujung tidak akan mendapat aliran listrik. Pasalnya, sumber listrik paling dekat telah digunakan.
“Tidak kuat listriknya kalau dipakai petani di paling ujung. Sudah kami ajukan ke DPP Gunungkidul, tapi mereka juga tidak mampu,” kata Jumadi ditemui di Bulak Putat, Padukuhan Duwet, Duwet, Selasa, (23/7).
Persoalan listrik ini juga semakin sulit, karena tahun lalu, pertanian di Bulak Putat menjadi sasaran pencurian kabel listrik. Kabel ini bukan berwujud bentangan, tapi gulungan.
“Banyak pencuri yang datang, akhirnya merugikan masyarakat. Taksiran kerugian bisa sampai Rp5 juta,” katanya.
Adapun lahan pertanian cabai yang berada di Bulak Putat mencapai 12,5 hektar. Cabai yang dipanen merupakan cabai hijau. Cabai hijau dipilih karen dapat dipanen dalam jangka waktu yang pendek sekitar sepekan. Panen dapat dilakukan hingga dua belas kali per tanaman.
BACA JUGA: Jaga Ketahanan Pangan Keluarga, Petani Gunungkidul Diminta Simpan Hasil Panen
Panen kali ini merupakan keenam kalinya. Masih ada enam kali panen hingga akhir tahun. Hanya, produksi cabai tiap tanaman akan semakin turun. “Puncak panen itu biasanya di panen keenam dan ketujuh,” ucapnya.
Harga cabai keriting hijau saat ini menyentuh Rp14.000 – Rp16.000 per kilogram (kg). Panen per 1.000 meter persegi dapat menyentuh 2 – 2,5 kwintal. Dengan begitu apabila semua tanaman dipanen, maka produksi cabai per tahun sekitar 300.000 kwintal.
Kepala DPP Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan lahan pertanian cabai di Bumi Handayani mencapai sekitar 100 hektar per tahun. Adapun kebutuhan cabai di Gunungkidul mencapai 300 ton per bulan. “Kebutuhan ini terpenuhi, karena komoditas cabai di pasar bercampur dengan daerah lain,” kata Rismiyadi.
Sekretaris DPP Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengaku PT. PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perusahaan di bidang energi yang berorientasi pada bisnis.
“Kerja sama langsung dengan PT. PLN. Kalau kerja sama dengan kelompok tani menguntungkan, PT. PLN tentunya akan menuruti [keinginan PT. PLN]. Bisnis kan mereka itu,” kata Raharjo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement