Advertisement
Jaga Ketahanan Pangan Keluarga, Petani Gunungkidul Diminta Simpan Hasil Panen

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul mengimbau para petani setempat untuk menyimpan hasil panen untuk menjaga ketahanan pangan keluarga mengantisipasi krisis pangan akibat El Nino.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono di Gunungkidul, Selasa, mengatakan pada 2024, El Nino atau bencana kekeringan melanda secara global termasuk Gunungkidul yang berakibat pada mundurnya musim tanam sampai Januari 2024 akhir baru terjadi curah hujan untuk permulaan musim tanam pertama di Gunungkidul.
Advertisement
Namun demikian sampai dengan April 2024 telah berhasil panen padi 45.530 hektare dengan produksi mencapai 213.431 ton gabah kering giling (GKG).
Selain itu, panen jagung mencapai 42.453 hektare dengan produksi 244.745 ton pipil kering.
"Dengan produksi ini, maka cadangan pangan masyarakat Gunungkidul aman untuk konsumsi satu tahun ke depan dengan catatan hasil padi disimpan di rumah tangga petani sedang hasil jagung dijual," kata Raharjo.
BACA JUGA: Siaga Bencana Kekeringan di Gunungkidul Ditetapkan hingga 31 Agustus 2024
Ia mengatakan pada musim kedua tanam di Gunungkidul ternyata dampak kekeringan masih terasa karena kemarau datang lebih cepat yaitu Mei sudah tidak ada hujan, yang berakibat kekeringan melanda pertanaman baik padi maupun jagung.
Luas tanam existing pada masa tanam kedua di kisaran 7.600 hektare. Namun terjadi kekeringan di seluruh kapanewon di Gunungkidul, dan dua kapanewon dengan luas gagal panen terluas, yakni Semin dan Ngawen.
Kekeringan puso di Semin seluas 242 hektare, dan di Ngawen seluas 178 hektare.
Kondisi demikian sangat berpengaruh pada kebutuhan air irigasi pertanian, dengan beberapa lokasi pertanaman masih tersedia sumber air dan ada sebagian pertanaman yang ada tidak ada sumber air.
Raharjo mengatakan upaya yang dilakukan Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul terkait bencana kekeringan adalah pemberian rekomendasi BBM solar bersubsidi untuk operasional pompa air tanah dalam sehingga beaya lebih murah dan terjangkau petani.
"Rekomendasi diberikan kepada kelompok tani atau P3A pengelola pompa irigasi untuk menyelamatkan tanaman padi dan palawija lainnya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pemerintah Jamin Pembangunan Perumahan Sosial Tanpa Penggusuran
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Top Ten News Harianjogja.com pada Rabu 17 September 2025
- Kapolres Kulonprogo: Jaga Warga Punya Peran Penting di Kamtibmas
- Seorang Petani di Dlingo Bantul Meninggal Diduga Minum Pestisida
- Serapan APBD Perubahan Sleman Capai 58 Persen dari Rp3,388 Triliun
- SMA-SMK di Gunungkidul Siap Gelar Ujian TKA di Awal November
Advertisement
Advertisement