Advertisement
Puluhan Sapi di Kulonprogo Divaksin Antraks, Rutin hingga 2027 Mendatang
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Puluhan sapi di Kapanewon Girimulyo mendapat vaksin antraks pada 25-30 Juli ini. Vaksinasi antraks ini dilakukan untuk mencegah terulangnya kondisi luar biasa seperti yang terjadi pada 2017 silam.
Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo yang melakukan vaksinasi menjelaskan program tersebut rutin dilakukan tiap tahun yang akan diselenggarakan hingga 2027 mendatang. Pengadaan vaksin antraks ini dilakukan Pemda DIY yang jumlahnya mengikuti permintaan DPP.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPP Kulonprogo, Sudarmanto menjelaskan pada Rabu (31/7/2024) program vaksinasi antraks ini dilakukan dua kali dalam setahun. "Satu lagi kami akan lakukan pada September mendatang," jelasnya.
Sudarmanto menerangkan respon peternak cukup baik dalam mengikuti vaksinasi antraks tersebut. "Semuanya menerima tidak ada yang menolak karena ini juga untuk kebaikan mereka sendiri, paling yang menolak karena sapi sedang bunting sehingga memang tidak bisa divaksin," terangnya.
Tak hanya melakukan vaksinasi, jelas Sudarmanto, antisipasi penyakit zoonosis yang dapat menginfeksi manusia ini juga dengan melakukan pantuan secara menyeluruh. "Setiap tahun kami juga mengambil sampel beberapa sapi yang menunjukan gejala antraks," tuturnya.
Pengambilan sampel ini berupa darah dan feses sapi, tanah di sekitar kandang, hingga pakan ternak. "Pemeriksaan sampel terakhir dilakukan pada Februari lalu, yang memeriksa BBVet [Balai Besar Veteriner] Wates," ungkapnya.
Hasil pemeriksaan sampel terhadap sapi yang diduga antraks ini, lanjut Sudarmanto, menunjukan hasil negatif antraks. "Meskipun negatif, kami tetap melakukan upaya-upaya pencegahan terus termasuk vaksinasi rutin pada kemarin ini," katanya.
Dokter hewan yang berdinas di DPP Kulonprogo yang kerap melakukan pemantauan di Kapanewon Girimulyo, Yurianti membenarkan kesadaran masyarakat cukup tinggi dalam pengendalian antraks ini. "Pengalaman dari kejadian antraks pada 2017, sekarang masyarakat cukup sadar dan paham dalam pencegahan penyakit. Terutama tidak memberandu sapi yang mendadak mati karena penyakit," ujarnya.
Yurianti menjelaskan pemahaman yang sudah meningkat terhadap penanganan antraks ini dibuktikan dengan sigapnya masyarakat jika mendapati hewan ternaknya mendadak sakit. "Kami pasti dilapori kalau ada tiba-tiba sakit, ini menunjukan kesadaran peternak makin baik menjaga kesehatan ternaknya," tandasnya.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement