Advertisement
Paruh Pertama 2024 Ekspor Kulonprogo Capai Rp106 Miliar

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Realisasi ekspor Kulonprogo sampai dengan triwulan kedua 2024 tercatat sudah mencapai Rp106 miliar. Jumlah ini sudah hamper 50% dari target ekspor 2024, yakni sebanyak Rp220 miliar.
Kabid Usaha Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kulonprogo, Endang Zulywanti, menjelaskan pada 2024 ini, Kulonprogo menargetkan nilai ekspor sebesar Rp220 miliar, meningkat Rp30 miliar dari tahun sebelumnya, yakni Rp190 miliar.
Advertisement
“Realisasinya sampai triwulan kedua, Rp106 miliar. Itu sampai akhir Juni kemaren. Jadi memang ekspor Kulonprogo terdiri dari delapan komoditas, ada arang briket, gula semut, wig, tractor, kerajinan furnitur, sarung tangan, panel bambu dan kerajinan anyaman serat alam,” ujarnya, Selasa (13/8/2024).
Dari kedelapan komoditas tersebut, komoditas yang paling banyak menyumbang pada nilai ekspor yakni wig dan gula serut. Untuk wig, negara tujuannya yakni di Amerika dan Korea. Sedangkan gula semut lebih banyak, yakni Amerika, Cili, Cina, Portugal, New Zeland, Swiss, Denmark, Australia, Kanada dan Peru.
Namun disayangkan belum semua Industri Kecil Menengah (IKM) ekspor di Kulonprogo menjalankan kegiatan ekspor sendiri, melainkan masih melibatkan pihak ketiga. Hal ini menyebabkan harga yang dipakai pun bukan harga ekspor. “Harga luar negeri belum optimal dinikmati oleh IKM Kulonprogo, karena sifatnya masih men-supply,” ungkapnya.
Maka pihaknya terus mendorong agar para IKM bisa menjalankan kegiatan ekspor secara mandiri, di samping mendorong penambahan pelaku ekspor. Salah satunya dilakukan dengan menggelar bimbingan teknis (Bimtek) untuk IKM yang sudah melakukan ekspor maupun belum.
“Jadi di dalam materi bimtek ada kiat-kiat bagaimana mencari buyer potensial, bagaimana menyiapkan persyaratan dokumen apa saja yang diperlukan untuk ekspor. Kemudian bagaimana menentukan harga ekspor, bagaimana pengemasannya,” paparnya.
Ia melihat tren ekspor dalam beberapa tahun terakhir cukup bagus. Hal ini terbukti dari realisasi ekspor 2023 yang melampaui target, yakni mencapai Rp236 miliar. “Secara umum trennya bagus, namun untuk beberapa komoditas menurun,” katanya.
Komoditas yang trennya menurun yakni arang briket. Komoditas ini memiliki pasar besar di Timur Tengah. Kondisi geopolitik yang sedang memanas ditengarai menjadi penyebab. “Karena di sana masih ada konflik, jadi tidak stabil pasarnya,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tidak Dapat Murid Baru, 10 SD di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
Advertisement
Advertisement