Advertisement
Imunisasi JE Gratis Mulai Digelar di Bantul, Sasar 195.364 Anak
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL— Sebanyak 195.364 anak berusia sembilan bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun di Kabupaten Bantul menjadi sasaran imunisasi Japanese Encephalitis (JE) yang digelar 3 September 2024 sampai 31 Oktober 2024.
Imunisasi JE diberikan untuk menambah kekebalan dan daya tahan tubuh pada anak terhadap penyakit radang otak merupakan suatu penyakit yang disebabkan virus bersumber binatang dan ditularkan oleh nyamuk Culex.
Advertisement
BACA JUGA : 81 Ribu Lebih Anak di Kota Jogja Akan Disasar Vaksin Japanese Enchepalitis
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Agus Tri Widiyantara mengatakan, berdasarkan rekapitulasi data di Kemenkes, pada rentang tahun 2014 –2021, dari 11 provinsi sentinel di Indonesia, terdapat 143 kasus JE.
Provinsi Bali menempati peringkat tertinggi dengan 77 kasus, Provinsi Kalimantan Barat (28 kasus), DIY (13 kasus) dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (12 kasus).
"Sebanyak 85% dari total kasus terjadi pada kelompok usia di bawah atau sama dengan 15 tahun. Untuk mencegah penyakit ini maka diperlukan pemberian imunisasi JE, seperti yang kami gelar kickoffnya hari ini,"katanya.
Imunisasi JE, kata Agus dilaksanakan pada 3 September 2024 sampai 31 Oktober 2024. dengan sasaran 195.364 anak berusia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun. Setelah itu, pada November 2024, akan ada pemberian satu dosis imunisasi JE pada anak usia 10 bulan dengan sasaran sejumlah 195.364 anak.
"Pelaksanaan imunisasi JE ini digelar di puskesmas dan gratis," kata Agus.
Terkait dengan kasus JE di Bantul, Agus mengaku jika belum menemukan kasus JE. Hanya saja, Agus mengungkapkan jika kasus itu terjadi di kabupaten lain. "Kalau tidak salah terjadi di Kabupaten Sleman," kata Agus.
Menurut Agus, ada sejumlah tanda-tanda orang terkena penyakit JE, di antaranya mengalami gejala berupa demam tinggi mendadak, dan gejala kejang, kekakuan otot. Selain itu, ada kelemahan anggota badan (flaccid), dan penurunan kesadaran selama kurang lebih 1-3 minggu, bahkan bisa terjadi kematian.
"Untuk Case Fatality Rate [CFR] penyakit ini sebesar 11 persen, dengan angka tertinggi pada anak usia kurang dari 10 tahun. Penyakit ini belum ada obat tapi bisa dicegah dengan imunisasi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jusuf Kalla Sebut Pendidikan Buat Muslim di Barat Naik Kelas, Atasi Islamophobia dengan Prestasi
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Atasi Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku, Pemda DIY Ajukan 100 Ribu Dosis Vaksin ke Kementan
- Kodim Bangun Dapur Umum untuk Makan Bergizi Gratis di Bantul
- Kuota Haji DIY 2025 Tetap, Biaya Diprediksi Turun
- Gembira Loka Zoo Raih Apresiasi atas Pengelolaan Satwa dan Upaya Konservasi Gajah Sumatera
- Pelaku Penjambretan di Gamping Sleman Ditangkap, Diduga Sempat Minum Miras Sebelum Beraksi
Advertisement
Advertisement