Advertisement
948 Ternak Kena PMK, Dinas Pertanian Dorong Vaksin Mandiri

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak 948 ternak di DIY terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Di samping mengusahakan vaksin, Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan DIY mendorong vaksinasi mandiri oleh para peternak.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Syam Arjayanti, menjelaskan total sebanyak 948 ternak di DIY terjangkit PMK, yang hampir semuanya merupakan sapi. “Mayoritas sapi. Kiambing hanya satu di Kulonprogo,” ujarnya, Selasa (7/1/2025).
Advertisement
Adapun rincian kasus PMK di DIY yakni Kota Jogja 0 kasus; Gunungkidul 672 kasus, dipotong paksa 27 dan mati 30; Sleman 103 kasus, yang mati delapan dan sudah sembuh empat; Bantul 161 kasus, yang mati 25 dan dipotong paksa dua; Kulonprogo 11 kasus, yang mati satu.
Ratusan kasus ini terdeteksi baru mulai sekitar satu bulan terakhir. Para peternak di DIY sebenarnya sudah mendapat vaksin PMK pada 2022, namun karena pergantian ternak yang cepat sehingga menyebabkan PMK bisa kembali menyebar.
“2022 sudah ada vaksin besar besaran untuk ternak. Tapi peternak sapinya moving, ada yang dijual, beli lagi. Nah ini kemudian tidak memperhatikan, mungkin karena belinya di pasar, sedangkan itu dari wilayah yang terdampak PMK, akhirnya menular,” katanya.
Beberapa upaya dilakukan untuk menanggulangi wabah ini, diantaranya yakni memperketat lalu lintas ternak. “Pengetatan keluar-masuk sapi, di pasar dicek sapi sehat enggak. Kalau ga sehat diminta pulang tidak diperdagangkan,” paparnya.
Kemudian sesuai surat edaran Kementerian Pertanian, jika ditemukan hewan mati di pasar, diharapkan pasar ditutup 14 hari untuk pembersihan di pasar tersebut. “Kita juga meningkatkan mitigasi risiko, meningkatkan stamina ternak dari pakan, vitamin, kebersihan kandang. Musim hujan banyak kandang ga bersih,” ujarnya.
Kemudian untuk vaksinasi, pihaknya saat ini tengah mengupayakan pengadaan vaksin dengan dana Corporate Social Responcibility (CSR). “Kemaren dari BI juga sudah welcome. Menunggu usulan dari kita. Baznas juga siap untuk membantu,” kata dia.
Di samping itu, pihaknya juga terus mendorong peternak agar melakukan vaksinasi mandiri. “Seharusnya ke depan peternak menyadari vksin memang harus diberikan kepada ternak, tanpa menunggu ternnak sakit atau bantuan. Kami dorong ke arah sana,” katanya.
Vaksin mandiri sangat memungkinkan dilakukan peternak karena harganya masih terjangkau. “kalau kita hitung hanya Rp27.000-an per ekor. Kalau dibandingkan harga sapi Rp10 juta misalnya, presentasenya kecil sekali,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tiga Tewas, Delapan Lainnya Terluka Pada Penembakan Massal di Brooklyn
Advertisement

Sagon Wiyoro, Produsen Sagon Legendaris Berusia 70 Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Sleman Berencana Pengadaan IFP Pengganti Papan Tulis Manual
- Jadwal Bus Sinar Jaya Rute Malioboro ke Pantai Baron Minggu 17 Agustus 2025
- Warga Suruhan Melukis Pot Bunga Simbol Mencintai Lingkungan
- Ada Pawai HUT Kemerdekaan di Malioboro, Ini Pengalihan Jalur Trans Jogja
- Kolcai Jogja, Menangkap Situasi dalam Guratan Cat Air
Advertisement
Advertisement