Advertisement
Status Kebencanaan Naik, BPBD Kulonprogo Siapkan 174 Tangki Air Hadapi Kekeringan

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemkab Kulonprogo resmi menaikkan status kebencanaan di wilayahnya pada musim kemarau ini. Sebelumnya berstatus siaga bencana, kini sudah tanggap bencana.
Perubahan status itu sudah ditindaklanjuti BPBD Kulonprogo dengan mengadakan tambahan tangki air untuk mengatasi kekeringan yang makin luas. Kini sudah tersedia 174 tangki air yang akan disalurkan ke wilayah terdampak kekeringan.
Advertisement
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo, Budi Prastawan menjelaskan pada Jumat (6/9/2024) bahwa pengadaan tangki air tersebut bersumber dari anggaran belanja tak terduga (BTT) dengan alokasi anggaran mencapai Rp200 juta.
Tak hanya tangki air, kata Budi, pihaknya juga melakukan pengadaan terpal untuk tampungan air sementara bagi warga miskin yang terdampak kekeringan. "Segera akan kami salurkan, terutama untuk kapanewon prioritas penanganan kekeringan," jelasnya.
Hasil pemetaan wilayah terdampak kekeringan yang dilakukan BPBD Kulonprogo, menurut Budi, terdapat empat kapanewon yang perlu perhatian khusus, yakni Kapanewon Kokap, Samigaluh, Kalibawang, dan Girimulyo.
Keempat kapanewon tersebut kini banyak warganya sudah mengajukan permohonan dropping air. "Kami cek juga kondisi di lapangannya memang sudah kekurangan air juga," ujarnya.
Budi menjelaskan ratusan tangki air yang sedang dalam proses pengadaan itu kemungkinan bertambah. "Akan ditambah jika memang sudah tidak mencukupi lagi, kami bisa mengajukan BTT lagi jika memang diperlukan dan mendesak," paparnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kulonprogo, Taufiq Prihadi menjelaskan status tanggap bencana ini akan berlangsung hingga 31 September mendatang. Pertimbanganya karena menurut kajian BMKG diprediksi akan muali turun hujan pada Oktober mendatang.
Taufiq menerangkan status tanggap bencana itu dapat diperpanjang jika kondisi kekeringan makin meluas dan tidak terjadi turun hujan. "Jika pada masa kahir status ini belum ada hujan juga, lalu koordinasi dengan BMKG memang ada kemunduran maka bisa diperpanjang masanya," ungkapnya.
Kondisi kemarau yang tak menentu ini, jelas Taufiq, perlu dihadapi secara kolaboratif dan gotong royong bersama. "Kami juga mengimbau masyarakat untuk menghemat air juga, berbagai upaya penghijauan di sumber mata air juga sudah kami sampaikan. Kami juga minta kewaspadaan karena musim kemarau ini juga rawan kebakaran," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tiru Dedi Mulyadi, Wali Kota Semarang Pertimbangkan Kirim Geng Remaja ke Barak Militer
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Perbaikan Tiga Ruas Jalan Senilai Rp14 Miliar di Sleman Masih Menunggu Proses Lelang
- Hampir Seluruh Posyandu Kota Jogja Telah Menerapkan Layanan ILP
- Hujan Ringan hingga Sedang Berpotensi Guyur Wilayah DIY Hari Ini 19 Mei 2025
- BKAD Kulonprogo Inventarisasi Aset Tiap OPD untuk Dilelang Oktober Nanti
- 13.071 Siswa SD/MI di Bantul Ikuti Ujian ASPD Hari Ini
Advertisement