Advertisement
Hajad Dalem Sekaten, 16 Gending Ini Lazim Dilantunkan Selama Sekaten

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Rangkaian peringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW digelar Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat lewat acara Hajad Dalem Sekaten. Selama sepekan penuh, gamelan sekaten di kompleks Masjid Gedhe ditabuh.
Bicara soal Gamelan Sekaten, Wakil Penghageng II Kawedanan Widya Budaya, KRT Rintaiswara menjelaskan bahwa Gamelan Sekaten merupakan Gangsa Sekati, yakni Kanjeng Kiai (KK) Gunturmadu dan KK Nagawilaga.
Advertisement
Gangsa Sekati dikeluarkan dari dalam Kagungan Dalem Bangsal Trajumas Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat dilakukan pada 5 Mulud malam atau yang disebut dengan prosesi Miyos Gangsa.
Setelah dikeluarkan, Gamelan Sekati akan ditabuh di Pagongan Masjid Gedhe dari 6-11 Mulud, tiga kali sehari. Terdapat setidaknya 68 gendhing dalam ragam gendhing sekaten, 16 di antaranya lazim dilantunkan selama prosesi Sekaten oleh Abdi Dalem Wiyaga KHP Kridomardowo.
“Keenambelas gendhing yang dimainkan yakni rambu, rangkung, andong-andong, lunggadung pel, yahume, rendeng, dhendhang subingah, orang-aring, ngajatun, lenggang rambon, salatun, atur-atur, gliyung, bayemtur, burung putih, dan supiyatun,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (13/9/2024).
Adapun, rangkaian Hajad Dalem Sekaten berlangsung sejak Senin (9/9/2024) atau 5 Mulud Je 1958 hingga Minggu (15/9/2024) atau 12 Mulud Je 1958 (12 Rabiulawal 1445 H). “Rentang waktu itulah yang dinamakan dengan Sekaten,” katanya.
Sekaten merupakan Hajad Dalem yang hingga saat ini rutin dilaksanakan Kraton Yogyakarta sejak 5-12 Mulud (Rabi’ul Awal).
Ada pendapat yang menyatakan bahwa Sekaten berasal dari kata Sekati yang merupakan seperangkat gangsa atau gamelan yang diyakini berasal dari Majapahit yang kemudian dimiliki oleh Kerajaan Demak.
“Pendapat lain menyatakan bahwa Sekaten berasal dari kata Syahadatain yang merupakan kalimat untuk menyatakan memeluk Islam. Upacara Sekaten telah dilaksanakan sejak zaman Demak, kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Sekaten diselenggarakan sebagai salah satu dakwah untuk menyebarkan agama Islam,” ujar KRT Rintaiswara.
Untuk tahun ini, setiap harinya, Gamelan Sekaten ditabuh setiap harinya selama Hajad Dalem Sekaten pada pukul 08.00-11.00; 14.00-17.00; dan 20.00-23.00. Gamelan tak akan ditabuh pada malam jumat yakni mulai kamis petang hingga jumat pagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hari Ini, Harga Emas Antam di Pegadaian Tembus Rp2.024.000 untuk Ukuran 1 Gram
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot Jogja Siap Bentuk 45 Koperasi Merah Putih di Tingkat Kelurahan
- Banyak Warga Bantul yang Bunuh Diri, Ini Kata Bupati Halim
- Alasan Bupati Gunungkidul Tak Hidupkan Kembali Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
- Raperda Pertambangan, Ketua DPRD DIY: Banyak Tambang Liar yang Merusak Lingkungan
- Korban Mafia Tanah Mbah Tupon Malah Digugat dalam Gugatan Perdata Jual Beli Tanah, Sidang Dimulai 1 Juli
Advertisement
Advertisement