Advertisement
Antisipasi Gempa Megathrust, Warga Pesisir Kulonprogo Usul Pembangunan Shelter Pengungsian
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Warga pesisir selatan Kulonprogo meminta dibangunankan shelter untuk pengungsian sementara. Hal itu sebagai antisipasi dampak gempa bumi megathrust.
Usulan itu salah satunya disampaikan Lurah Karangwuni, Anwar Musadad sebab wilayah di ujung barat Kapanewon Wates dan berbatasan dengan Kapanewon Temon itu diapit perairan yang jalur evakuasinya terbatas.
Advertisement
Anwar menyebut Karangwuni diapit dua sungai besar di sisi barat dan utaranya, sedangkan sisi selatan sudah bibir pantai selatan. Sementara itu hanya ada dua jembatan penghubung ke Kalurahan Karangwuni yaitu Jembatan Glagah di sisi barat dan Jembatan Sogan di sisi utara.
Kondisi geografis tersebut menyebabkan kendala evakuasi saat bencana megathrust muncul. "Apalagi kalau megathrust lalu jembatan hanya dua itu, kemungkinan sudah penuh saat kejadian seperti itu lalu evakuasi tidak efektif," jelasnya, Selasa (17/9/2024).
Shelter dibutuhkan untuk antisipasi megathrust, jelas Anwar, terutama untuk menampung warga yang tak sempat mengevakuasi diri. Keberadaan tempat pengungsian diperlukan juga untuk membuat warga lebih tenang saat menghadapi megathrust.
"Isu megathrust saja sudah bikin khawatir kami, apalagi saat itu terjadi. Kalau ada alternatif lain selain evakuasi yaitu pengungsian akan membuat warga lebih tenang," paparnya.
Terbatasnya akses di Karangwuni, lanjut Anwar, sudah pernah diupayakan untuk diperluas dengan mengusulkan pembangunan jembatan baru. "Usulan bangun jembatan baru lagi, minimal satu di sisi utara wilayah kami sudah pernah disampaikan. Tapi belum ada hasilnya juga," ungkapnya.
Pembangunan jembatan dan shelter, menurut Anwar, tak mungkin didanai dengan Dana Desa. Sehingga mesti dibiayai oleh APBD atau sumber lain yang kapasitasnya besar.
Sementara itu warga Kalurahan Bugel, Kapanewon Panjatan yaitu Sukarman juga mengusulkan hal serupa. Ia mencontohkan smelter yang sudah dibangun di Bantul, tepatnya di sekitar Pantai Baru.
Shelter untuk mengungsi warga saat megathrust, sambung Sukarman, dibutuhkan dan dapat meningkatkan infrastruktur sosial di wilayahnya. "Jangan khawatir tidak dipakai, smelter ini bisa dipakai buat kegiatan lain juga seperti tempat ibadah untuk salat, lapangan olahraga, atau tempat-tempat umum yang dipakai masyarakat luas," terangnya.
Sukarman menyebut megathrust yang tak bisa diprediksi kapan terjadinya justru perlu dimitigasi secepat mungkin. "Kalau tidak terjadi megathrust, smelter ini bisa dipakai untuk kegiatan sosial lainnya jadi pasti bermanfaat," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Tantangan GenRe Menuju Indonesia Emas, 1 dari 3 Remaja Indonesia 10-17 Tahun Miliki Masalah Kesehatan Mental
Advertisement
Mie Kangkung Belacan Jadi Primadona Wisata Kuliner Medan
Advertisement
Berita Populer
- Teror Penembakan Terjadi di Kapanewon Bantul, Dua Kejadian dalam 3 Hari
- Bawaslu Gunungkidul Peringatkan ASN untuk Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Polisi Dalami Dua Aksi Penembakan oleh Orang Tak Dikenal di Bantul
- 3 Titik PAMSIMAS Selesai Digarap, Pemkab Gunungkidul Pastikan Ketersediaan Air Bersih
- Ini Sejumlah Pelanggaran yang Berpotensi Terjadi dan Melibatkan ASN di Pilkada, Panwaslu: Ingat Netralitas!
Advertisement
Advertisement