Advertisement

Jogja Book Fair, Kemeriahan Lebaran Literasi

Media Digital
Kamis, 19 September 2024 - 22:47 WIB
Maya Herawati
Jogja Book Fair, Kemeriahan Lebaran Literasi Pemberian penghargaan dari IKAPI DIY kepada organisasi perangkat daerah DIY yang berkontribusi pada Jogja Book Fair di Kantor DPAD DIY, Bantul, Kamis (19/9/2024). - Harian Jogja - Sirojul Khafid

Advertisement

JOGJA—Rangkaian Jogja Book Fair 2024 yang berlangsung dari 10 September berakhir pada Kamis (19/9/2024) di Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY.

Kegiatan tersebut seakan seperti Lebaran Kecil Literasi di DIY, karena banyaknya acara dan mempertemukan pencinta buku. Acara ini merupakan inisiasi DPAD DIY dalam rangka memperingati Hari Literasi Internasional yang jatuh setiap 8 September.

Advertisement

Salah satu yang spesial, Hari Literasi di DIY tahun ini menggandeng banyak pihak, dari berbagai sektor. Di samping DPAD DIY, ada pula kontribusi Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DIY; Paniradya Kaistimewan DIY; Balai Layanan Perpustakaan; Dinas Kebudayaan DIY; Dinas Koperasi dan UKM DIY; Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY; serta Balai Bahasa DIY.  

Kepala DPAD DIY, Kurniawan, mengatakan kolaborasi banyak pihak, yang kemudian menciptakan ekosistem, membuat peringatan Hari Literasi di DIY termasuk yang ramai. Tidak di semua provinsi, peringatan Hari Literasi seramai di DIY. Hal ini semakin selaras dengan citra DIY sebagai kota pendidikan, budaya, dan wisata.

Rangkaian Jogja Book Fair 2024 mulai dari bazar buku, diskusi, bedah buku, pembacaan karya, hiburan musik, hiburan stand up comedy, pameran kreasi UKM, game buku, melukis, menggambar, hingga read and run. Aktivitas untuk semua segmen dari anak-anak sampai tua terwadahi.

“Menariknya, banyak anak-anak muda yang datang. Ini artinya anak muda tertarik untuk mendukung pengembangan tingkat literasi. Fungsi literasi tidak hanya sekadar membaca dan menulis, tapi arti luasnya berupa menambah ilmu pengetahuan dan informasi. Dampaknya pada peningkatan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat,” kata Kurniawan.

Menurut Kurniawan, pada dasarnya setiap tahun ada perayaan Hari Literasi di DIY. Namun konsepnya berbeda-beda. Tidak jarang setiap kelompok atau komunitas menggelar acaranya masing-masing. Di tahun inilah, pertama kalinya peringatan Hari Literasi mendapat momen untuk saling berkolaborasi.

BACA JUGA: Peraturan Disetujui, Anggota DPR Bakal Dapat Penghargaan di Akhir Masa Keanggotaan

Kolaborasi membuat penyelenggaraan bisa semakin efektif. Semisal dari sisi biaya gedung. Biasanya, penerbit perlu membayar sewa gedung untuk turut serta dalam bazar buku. Di Jogja Book Fair 2024, DPAD DIY menggratiskan beberapa biaya, termasuk sewa tempat. Sehingga alokasi biaya bisa lebih rendah. DPAD DIY juga memiliki sarana prasarana yang layak, sesederhana tempat parkir yang luas.

“Sejak pandemi Covid-19, sudah lama kita merindukan book fair seperti ini, bagian yang membuat kami merasa puas. Waktu penyelenggaraan yang lebih panjang juga sebagai cara mengoptimalkan dukungan pada kerja-kerja literasi,” katanya.

Hal ini agar semakin selaras dengan DIY, sebagai daerah yang memiliki indeks kegemaran membaca tertinggi di Indonesia. Banyaknya pengunjung yang datang menjadi indikator indeks tersebut. Diperkirakan, dalam sehari pengunjung bisa mencapai 4.000 hingga 5.000 orang. “Semakin sore dan malam semakin ramai,” kata Kurniawan.

Ibu Kota Perbukuan

Gelaran yang mempertemukan buku dan pencintanya seakan menjadi ”Lebaran kecil literasi.” Ketua IKAPI DIY, Wawan Arif, mengatakan acara Jogja Book Fair 2024 dan bazar buku lainnya, menjaga atmosfer penerbitan buku di DIY tetap terjaga. Di DIY setidaknya ada 200 penerbitan yang terdaftar. Penerbit yang belum terdaftar juga sekitar 200 unit.

Apabila setiap penerbitan membutuhkan sekitar 10 pekerja, ada sekitar 10.000 orang yang hidup dari buku. Salah satu misi Jogja Book Fair 2024 mencoba menghidupkan satu semangat untuk mewujudkan DIY sebagai ibu kota perbukuan nasional. Selama pandemi, Wawan melihat banyak daerah yang vakum dan belum menyelenggarakan acara berkaitan dengan perbukuan. Namun di DIY sudah bermunculan acara tentang buku seperti ini. "DIY sebagai kota pendidikan sangat layak menjadi kota perbukuan," ucapnya.

Salah satu pengunjung Jogja Book Fair 2024, Anindita Azzahra, mengatakan bazar buku dan serangkaiannya menjadi sejenis liburan jiwa. Di samping bisa berburu buku, dia juga bisa mengakses diskusi yang berisi para sastrawan atau seniman. Semakin banyak bazar buku, membuat kesempatan mengakses bahan literasi semakin terbuka. “Kadang pas bazar buku kemarin belum ada uang, baru sekarang ada uang dan pas Jogja Book Fair. Ini sudah dapat tiga buku, kalau enggak dibatasi bisa kalap,” kata mahasiswi kampus swasta di DIY ini. “Senang juga bisa ikut diskusinya Eka Kurniawan kemarin di event ini.”

Selain Eka Kurniawan, pengisi acara di Jogja Book Fair 2024 seperti Fahrudin Faiz, Agus Mulyadi, Kalis Mardiasih, Helmi Mustofa Yoyok, Tomi Aditama, J.J. Rizal, Paksi Raras Alit, Sirin Farid Stevy, hingga Puthut EA. 

Kurniawan berharap acara ini akan berlanjut lagi tahun depan, dengan konsep yang lebih matang lagi. Adapun Jogja Book Fair mendapat dukungan dari Dana Keistimewaan (Danais) DIY. “Danais bisa menjadi katalisator, dengan kolaborasi danais di berbagai organisasi perangkat daerah DIY, mampu menggerakkan banyak bidang dan dampaknya berlipat ganda. Dampak yang tidak bisa hanya diukur secara rupiah, tapi lebih dari itu,” katanya. (***)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemenkeu Terbitkan PMK Perpanjangan Insentif Pajak Pembelian Rumah

News
| Jum'at, 20 September 2024, 02:57 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Keindahan Alam dan Sungai di Desa Wisata Srikemenut Bantul

Wisata
| Rabu, 18 September 2024, 10:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement