Advertisement

Kejayaan Vanda Tricolor Merapi Bersinar di Festival Anggrek

Ariq Fajar Hidayat
Sabtu, 22 November 2025 - 23:07 WIB
Maya Herawati
Kejayaan Vanda Tricolor Merapi Bersinar di Festival Anggrek Suasana Festival Anggrek Vanda Tricolor di Alun-alun dan Pendopo Agung Ambarrukmo, Sabtu (22/11/2025). - Harian Jogja - Ariq Fajar Hidayat

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Ratusan varietas anggrek tampil di Festival Vanda Tricolor, namun sorotan utama tetap pada Vanda Tricolor khas lereng Merapi. Festival ini menjadi momentum penting untuk merawat kembali identitas anggrek Merapi yang pernah hampir punah.

Ajang tahunan yang diselenggarakan Yayasan Pelestarian Anggrek Merapi (YPAM) ini berlangsung pada 18–23 November 2025 di Alun-alun dan Pendopo Agung Ambarrukmo.

Advertisement

Festival ini berawal dari keprihatinan para pecinta anggrek terhadap kondisi Vanda Tricolor pascaerupsi Merapi 2010. Ketua panitia, Endah Sri Widiastuti, menceritakan bahwa populasi anggrek itu sempat habis tersapu material erupsi. Namun tak lama kemudian, jenis ini kembali tumbuh di habitat alaminya di lereng Merapi.

“Jadi kelebihan Vanda Tricolor walaupun sudah kena erupsi Gunung Merapi, kemudian mati, dia bisa tumbuh lagi. Ini habitatnya memang di lereng Merapi,” jelas Endah saat ditemui di hari kelima festival, Sabtu (22/11/2025).

Ia menjelaskan bahwa Vanda Tricolor memiliki keunikan tersendiri dibandingkan yang tumbuh di wilayah lain seperti Jawa Barat atau Bali. Warna khas anggrek yang berasal dari lereng Merapi didominasi putih, ungu, dan cokelat, sehingga menjadi incaran para kolektor.

Sebelumnya, hanya segelintir pecinta anggrek yang mengetahui nilai kekhasan tersebut. Dari festival yang dimulai secara mandiri itu, dampaknya kini makin terasa.

Endah menyampaikan bahwa keberadaan ajang ini turut meningkatkan nilai jual Vanda Tricolor. Harga yang dulunya hanya sekitar Rp100.000 kini bisa menembus lebih dari Rp1 juta. Kenaikan tersebut membuat festival ini berkembang menjadi salah satu agenda bergengsi di DIY.

Pemilihan Ambarrukmo sebagai lokasi juga tidak lepas dari nilai sejarah. Endah menjelaskan, kawasan tersebut pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VII merupakan kebun anggrek yang kerap digunakan untuk menjamu tamu kerajaan. Festival ini menjadi upaya menghidupkan kembali identitas lama Ambarrukmo sebagai kawasan yang lekat dengan anggrek.

Penyelenggaraan tahun ini tak hanya menampilkan koleksi dari DIY, tetapi juga melibatkan banyak peserta dari berbagai daerah. Deretan stan menampilkan beragam varietas anggrek yang mampu menarik perhatian pengunjung, mulai dari pecinta anggrek hingga masyarakat umum.

Salah satu tenant asal Semarang, Aan Fahrurozi, mengungkapkan bahwa Vanda Tricolor menjadi jenis paling diminati selama festival. Ia bahkan mengaku kehabisan stok karena tingginya permintaan pengunjung.

“Di sini vanda tricolor memang yang paling laku terjual. Sekarang kami bahkan sudah kehabisan stok Vanda Tricolor,” kata Aan.

Selain itu, ia juga membawa lebih dari 200 jenis anggrek lain dari dalam dan luar negeri. Aan menjelaskan bahwa koleksinya mencakup anggrek lokal dari berbagai wilayah seperti Papua dan Sulawesi.

Sementara jenis mancanegara yang dibawa berasal dari Ekuador, Panama, hingga Tiongkok. Keberagaman ini menjadi daya tarik tambahan bagi pengunjung yang ingin melihat ragam anggrek dunia.

Festival ini tidak hanya berisi pameran, tetapi juga menghadirkan talkshow, bazar, dan bedah buku. Rangkaian kegiatan tersebut menjadi ruang edukasi mengenai konservasi dan budidaya anggrek, sekaligus memperkuat peran YPAM sebagai penggerak pelestarian Vanda Tricolor di Merapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Penanganan Cepat Jadi Kunci Kesembuhan Pneumonia Anak

Penanganan Cepat Jadi Kunci Kesembuhan Pneumonia Anak

News
| Sabtu, 22 November 2025, 22:57 WIB

Advertisement

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Wisata
| Selasa, 18 November 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement