Advertisement

Hasil Laboratorium Kasus Keracunan Patalan dan SD Aisyiah Bantul:Penyebabnya karena Bakteri dan Jamur

Jumali
Rabu, 25 September 2024 - 17:17 WIB
Ujang Hasanudin
Hasil Laboratorium Kasus Keracunan Patalan dan SD Aisyiah Bantul:Penyebabnya karena Bakteri dan Jamur Ilustrasi keracunan - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-- Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul telah mendapatkan hasil laboratorium atas pengujian makanan yang menyebabkan terjadinya peristiwa keracunan di Kantor Kalurahan Patalan, Kapanewon Jetis dan SD Unggulan Aisyiah Bantul, Selasa (10/9/2024) lalu.

Dari hasil laboratorium, terdapat sejumlah bakteri yang mencemari bahan makanan maupun makanan yang disantap oleh tamu di Kantor Kalurahan Patalan dan siswa di SD Unggulan Aisyiah.

Advertisement

"Benar, kami sudah mendapatkan hasil laboratoriumnya. Hasilnya ada sesuatu yang menyebabkan bahan dan makanan yang tercemar. Untuk yang Patalan, hasilnya ada Staphylococcus, Basilus, Salmonella dan juga ada jamurnya , yakni Silsila juga," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Dinkes Bantul Samsu Aryanto, kepada Harian Jogja, Rabu (25/9/2024).

Meski demikian, Samsu menyebut pihaknya belum bisa memastikan bakteri dan jamur tersebut terdapat di jenis makanan apa. Sebab, hasil laboratorium tersebut tidak menyebutkan secara spesifik. "Sehigga kami tidak tahu, sumbernya makanan yang mana. Karena tidak ada penjelasan detail dari hasil laboratorium," paparnya.

Sementara untuk hasil uji laboratorium untuk SD Unggulan Aisyiah Bantul, Samsu menyebut ada bahan makanan yang tercemar Staphylococcus, Basilus, dan Salmonella.

"Hampir sama dengan yang patalan. Bedanya untuk yang SD tidak ada jamurnya," lanjut Samsu.

BACA JUGA: Kasus Keracunan di Patalan Bantul, Semua Korban Telah Pulih

Hasil itu, kata Samsu juga telah disampaikan kepada pihak Pemerintah Kalurahan Patalan, Dinas Kebudayaan dan SD Unggulan Aisyiah, Bantul. Samsu juga mengungkapkan, untuk mencegah terjadinya peristiwa yang sama, Dinkes juga telah mengedukasi pihak penyedia katering dan pihak SD.

"Kami minta masyarakat untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahan dan makanan yang ada. Baik dari segi penyimpanan bahan mentah, alat yang digunakan, air bersih dan penyimpanan makanan yang harus memenuhi syarat kesehatan," katanya.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, sebanyak 160 orang mengalami keracunan saat menyantap nasi box pada acara Rintisan Desa Budaya di Kantor Kalurahan Patalan, Selasa (10/9/2024). Dari 160 orang yang mengalami keracunan tersebut, 15 di antaranya harus menjalani perawatan secara intensif di rumah sakit.

Acara  Rintisan Desa Budaya di Kantor Kalurahan Patalan itu juga dihadiri oleh sejumlah pejabat, termasuk bupati Bantul Abdul Halim Muslih. Namun, karena para pejabat tersebut disuguhkan makanan berbeda, maka mereka tidak mengalami keracunan.
Sementara di hari yang sama, sebanyak 64 siswa SD Unggulan Aisyiah Bantul mengalami keracunan usai makan siang bersama yang disediakan oleh pihak sekolah.

Kepala Sekolah SD Unggulan Aisyiah Bantul Suwardi mengatakan, kejadian keracunan tersebut baru kali pertama terjadi. Selama ini SD memang menyediakan makan siang untuk siswa sejak SD tersebut berdiri dan semua dikelola oleh katering dari pihak SD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pelajar Dianiaya hingga Meninggal, Polisi Tetapkan 9 Tersangka, 3 Di antaranya Anak-Anak

News
| Rabu, 25 September 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Melihat Destinasi Wisata Stroberi di Kaki Rinjani, Selalu Ramai Pengunjung

Wisata
| Selasa, 24 September 2024, 11:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement