Advertisement

Komoditas Salak di Sleman Alami Penyusutan Luas Panen, Ini Cara Pemkab Pertahankan Produktivitas

David Kurniawan
Kamis, 17 Oktober 2024 - 12:57 WIB
Sunartono
Komoditas Salak di Sleman Alami Penyusutan Luas Panen, Ini Cara Pemkab Pertahankan Produktivitas Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono saat melihat proses pemeliharaan budidaya salak madu di kelompok tani di Kapanewon Tempel. Kamis (17/10/2024). - Istimewa Humas Pemkab Sleman.

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman mengklaim bisa meningkatkan produktivitas tanaman salak. Saat ini produktivitasnya mencapai 390,08 kuintal per hekktare atau meningkat sekitar 154,48 kuintal per hektare dibandingkan dengan panen di 2019 lalu. Meski demikian saat ini komoditas Salak mengalami tantangan menyusunya luas panen.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Supramono mengatakan, salak menjadi komoditas unggulan di Bumi Sembada. Meski demikian, ada tantangan yang harus diselesaikan karena luas panen terus mengalami penyusutan.

Advertisement

BACA JUGA : Percepat Upaya Perbaikan NNC Ekspor Salak, Barantin Ajak Tingkatkan Komitmen

Di 2019, luas panen salak mencapai 2.163,43 hektare yang tersebar di Kapanewon Turi, Pakem dan Tempel. Adapun di 2023, luasannya tinggal sekitar 1.240,5 hektare.

“Luas panen berkurang karena usia pohon yang sudah tua dan masifnya serangan lalat buah,” kata Pram, sapaan akrabnya, Kamis (17/10/2024).

Meski demikian, Suparmono mengklaim produktivitas bisa lebih optimalkan sehingga penyusutan luas tanam tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil panen. Sebagai Gambaran, provitas panen di 2019 mencapai 154,48 kuintal per hektare dengan hasil 510.111,71 kuintal.

Sedangkan tahun lalu bisa meningkat mencapai 390,08 kuintal per hektare atau panennya bisa mencapai 483.895,16 kuintal. “Dari 2019 sampai 2023 ada penurunan luas panen sebanyak 42%, tapi untuk produktivitas tetap tinggi sehingga penurunan produksinya hanya 5,13% karena provitas panen meningkat sekitar 154,18 kuintal per hektarenya,” ungkapnya.

Menurut Pram, keberhasilan meningkatkan produktivitas tanaman salak tidak lepas dari sejumlah program yang dicanangkan sejak beberapa tahun terakhir. Selain melakukan peremajaan tanaman dan peningkatan luas tanam, juga diintesifkan program pengendalian lalat buah.

Upaya pengendalian dengan memberikan fasilitas bantuan pupuk, baik organic maupun kimia. Selanjutnya, kata dia, dilaksanakan program Good Agriculutral Practices (GAP) melalui kegiatan sekolah lapang, pelatihan bimbingan teknis serta pendampingan ke petani sescara berkala dan berkelanjutan.

“Untuk jenis salak yang dibudidayakan ada yang biasa, pondoh, madu dan gading,” katanya.

Pihaknya juga sedang mengembangkan demontrasi plot denga penerapan irigasi tetes untuk tanaman salak. Diharapkan dengan model ini, maka produktivitas di musim kemarau bisa tetap panen dengan hasil yang maksimal.

BACA JUGA : Egaliter dan Merakyat, Warga Girikerto Solid Dukung Harda Kiswaya-Danang Maharsa

“Harapannya dengan program ini, maka para petani bisa lebih sejahtera,” katanya.

Lurah Donokerto, Turi, R Jati Waluyo membenarkan wilayahnya termasuk salah satu sentra produksi salak di Kabupaten Sleman. Meski demikian, ia mengakui pada saat sekarang sedang tidak musim karena musim kemarau yang panjang.

“Memanag untuk saat ini, salak pondoh sedang tidak musim panen. Tapi, kalau sedang panen harganya anjlok sehingga dilakukan pemberdayaan UMKM dengan mengolahnya menjadi anek minuman, kopi biji salak, keripik sehingga tetap mendapatkan hasil,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jokowi Tunjuk Teguh Setyabudi Jadi Pj Gubernur Jakarta, Ini Profilnya

News
| Kamis, 17 Oktober 2024, 14:57 WIB

Advertisement

alt

Komunitas Vespa di Jogja Memulai Perjalanan ke Sabang Demi Mendapatkan Biji Kopi Lokal Setiap Daerah

Wisata
| Rabu, 16 Oktober 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement