Advertisement
Calon Walikota Jogja Diminta Ciptakan Tata Ruang Seimbang
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kesehatan menjadi isu strategis yang diusung paslon Hasto Wardoyo-Wawan Hermawan. Di sisi lain, masyarakat belum bisa dilepaskan dari rokok. Maka Calon Walikota Jogja pun diminta dapat menciptakan kebijakan seimbang.
Hal ini disampaikan anggota DPRD IY, RB Dwi Wahyu, dalam Jagongan Hasto-Wawan, di Rumah Sehat Kawan, Jalan Cendana, Semaki, Umbulharjo, Jumat (18/10/2024). Menurutnya, dalam membuat kebijakan soal rokok, kita perlu melihat dari perspektif yang luas.
Advertisement
“Petani tembakau paling gede di indonesia. Bagaimana Kota Jogja mampu mapping tata ruang keseimbangan antara perokok dan bukan perokok. Bagaimana kepala daerah bisa mengambil kebijakan yang bijak,” ujarnya.
Masalah kesehatan yang dipengaruhi udara menurutnya bukan saja dari rokok, namun juga aktivitas 2 juta orang yang ada di Kota Jogja untuk bekerja. “Siang hari ada 2 juta manusia, walau penduduk Kota Jogja cuma 400.000. bisa diasumsikan 50 persen membawa kendaraan motor, pasti membersamai CO2,” katanya.
Maka persolan tata ruang ini menjadi penting untuk bagaimana mengelola aktivitas dan dampaknya 2 juta orang di siang hari. Tata ruang menurutnya juga berdampak pada isu stunting. “Stunting tidak hanya disebabkan gizi buruk. Kembali lagi perlunya membuat tata ruang dalam konstruksi kesheatan. Masalah jamban dan sumur berdekatan karena lahan sempit, air tanah disedot hotel,” ungkapnya.
BACA JUGA: Roasting dan Dialog Jadi Cara Calon Wakil Walkot Jogja Ini Gaet Suara Anak Muda
Akademisi yang turut menjadi narasumber dalam kegiatan ini, Arif Kurnia Rahman, menuturkan 45% Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Jogja berasal dari pajak hotel dan restoran. Sayangnya, ia melihat regulasi kawasan tanpa rokok (KTR) kurang mendukung sektor wisata.
“Di sana disebutkan pelaku hotel harus ada kawasan merokok yang terpisah. Bagi hotel besar mungkiin tidak masalah, tapi bagi hotel kecil jadi masalah. Kita harapkan kebijakan KTR perlu diharmoniaasi, tidak sekadar framing kesehatan, tapi isu lain yang melingkupinya, misal soal budaya, kesejahteraan,” paparnya.
Calon Wakil Walikota Jogja, Wawan Hermawan, menyoroti dari sisi ekonomi, perlu diperhatikan kesejahteraan pekerja rokok. Adapun di Kota Jogja terdapat satu pabrik rokok yakni Tarumartani, yang memiliki sekitar 200 pekerja.
“Dunia kesehatan pasti melarang merokok. Tapi saya mencoba melihat dari sisi ekonomi. Kalau kita buat mekanisme tertentu, tenaga kerja tetap sejahtera manakala dalam komponen HPP [Harga Pokok Penjualan] yang jadi hak karyawan berapa persen. Jadi harusnya fair,” ungkapnya.
Ia melihat sejauh ini di Kota Jogja masih cukup mengakomodir rokok dengan menyediakan ruang-ruang khusus merokok. “Saya menitikberatkan kesejahteraab karyawan, tidak hanya ditekankan kebijakan pemerintah pelarangan rokok. Di Jogja masih pada posisi ada ruang tertentu,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Komunitas Vespa di Jogja Memulai Perjalanan ke Sabang Demi Mendapatkan Biji Kopi Lokal Setiap Daerah
Advertisement
Berita Populer
- Hari Kedua Pelatihan Pengelolaan Warisan Dunia Sumbu Filosofi, Pentingnya Sinergi Stakeholder
- Realisasi Penerimaan PBB Kota Jogja Hingga Oktober Capai 99,9%
- APK Dirusak, Tim Kustini-Sukamto Wadul ke Bawaslu Sleman
- Hantam 7 Tambak Udang di Kulonprogo, Gelombang Tinggi Picu Abrasi Sepanjang 20 Meter
- 4 Peti Kubur Batu Masa Prasejarah di Paliyan Ditemukan, 2 Direkomendasikan Jadi Cagar Budaya
Advertisement
Advertisement