Advertisement

Promo November

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Modalan Bantul Didesain Ramah Lingkungan

Newswire
Jum'at, 18 Oktober 2024 - 10:57 WIB
Ujang Hasanudin
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Modalan Bantul Didesain Ramah Lingkungan TPST Modalan. - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kabupaten Bantul membangun tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) dengan desain ramah lingkungan di wilayah Modalan Kelurahan Banguntapan, Bantul.

"TPST Modalan ini memang kita desain ramah lingkungan, tenaga kerja juga kita mengakomodasi dari masyarakat sekitar," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul Bambang Purwadi di Bantul, Kamis, dilansir Antara

Advertisement

Menurut dia, di TPST Modalan yang saat ini sudah mulai melakukan uji coba pengelolaan sampah ini, selain diproyeksikan dapat mengelola hingga 50 ton sampah per hari, juga diharapkan dapat menggerakkan sektor ekonomi masyarakat sekitar.

Dia mengatakan TPST Modalan mengelola sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos, sementara sampah non-organik akan diolah dan residunya akan disalurkan ke industri recycle sebagai campuran membuat paving blok.

Menurut dia, pemerintah daerah mengupayakan TPST Modalan dapat beroperasi secara bertahap, pada akhir tahun ini ditargetkan beroperasi 15 persen, pada 2025 meningkat 35 persen, kemudian dapat beroperasi 100 persen pada 2026.

BACA JUGA: Mengatasi Sampah di Pasar, Pemkab Bantul Menyiapkan TPS Sementara di Angkruksari

"Karena ini kan perlu kesiapan sumber daya manusia (SDM)-nya juga, kemudian operator juga harus dilatih, alat-alat juga harus di maintenance supaya performanya sesuai dengan indikator yang ditentukan," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan dengan beroperasinya TPST Modalan Banguntapan, di Bantul hingga pertengahan Oktober 2024, telah mengoperasikan tiga TPST, dua TPST yang beroperasi lebih dulu, yaitu ITF (Intermediate Treatment Facility) Pasar Niten, dan TPST Dingkikan Argodadi.

Di fasilitas pengolahan sampah ITF Pasar Niten mengolah sampah dari beberapa pasar rakyat di Bantul, dengan kapasitas lima ton sampah per hari, ITF Niten menggunakan teknologi rotary kiln untuk mempercepat proses pengolahan sampah organik menjadi kompos.

Untuk sampah nonorganik akan diolah menjadi bahan bakar alternatif atau refuse derived fuel (RDF), pengolahan sampah tersebut dihasilkan di TPST Dingkikan Argodadi, Sedayu yang sudah beroperasi sejak akhir Agustus.

Dia mengatakan Pemkab Bantul telah menjalin kerja sama dengan perusahaan di Cilacap, Jawa Tengah, untuk menerima RDF hasil olahan sampah. Pengiriman perdana RDF ke Cilacap telah dilakukan beberapa waktu lalu dengan total lebih dari 100 ton.

"Pengoperasian tiga TPST di Kabupaten Bantul tersebut merupakan komitmen serius Pemkab Bantul untuk mengatasi persoalan sampah secara mandiri," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement