Advertisement

Pasangan Calon di Pilkada Jogja Berlomba Bikin Program Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Alfi Annisa Karin
Senin, 21 Oktober 2024 - 09:07 WIB
Maya Herawati
Pasangan Calon di Pilkada Jogja Berlomba Bikin Program Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Kepala Daerah - Ilustrasi - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA–Kota Jogja hingga kini masih menyimpan berbagai persoalan, salah satunya berkaitan dengan perekonomian.

Pada momentum kampanye Pilkada 2024 ini ketiga paslon calon wali kota dan wakil wali kota Jogja berlomba-lomba menggaet suara masyarakat lewat program prioritas termasuk di bidang perekonomian.

Advertisement

Seperti yang dilakukan oleh Calon Wakil Wali Kota Jogja Nomor Urut 1 Sri Widya Supena. Untuk menggerakkan roda perekonomian di Kota Jogja, dia turut menggandeng emak-emak. Mas Pena, sapaannya, mengajak emak-emak untuk meningkatkan pengetahuan dan skill dalam berbisnis. Ini diwujudkan dengan program pelatihan bisnis digital yang dilakukannya.

Supena turut menggandeng relasinya untuk bisa memberikan paparan materi di depan ibu-ibu Kota Jogja. Jika biasanya pelatihan dengan menghadirkan narasumber yang pakar di bidangnya perlu merogoh kocek yang cukup dalam, Supena mewadahi forum pelatihan itu secara gratis.

Supena menyebut, ada potensi bisnis besar yang bisa dilakukan oleh kaum ibu dengan memanfaatkan digitalisasi.

“Banyak di digital itu bahkan bisa disambi, entrepreuner perempuan sambil ngonten di dapur, bisnis makanan di rumah selama tidak mengganggu kewajiban utamanya, mereka tetap bisa berkarya dan produktif. Ini perlu difasilitasi dan didukung,” ujar Supena.

Dia mengatakan, pelatihan yang dilakukan bagi kaum emak-emak di Kota Jogja menjadi salah satu jawaban atas persoalan rendahnya UMR di Kota Jogja.

Bagi Supena, tak semua orang harus jadi karyawan. Untuk itu, dia mengajak ibu-ibu untuk mencoba alternatif usaha sendiri dari rumah, tapi tetap menghasilkan.

Di sisi lain Supena mengakui prosesnya tak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, masih ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Misalnya tantangan terkait dengan kemampuan emak-emak dalam beradaptasi pada kemajuan teknologi.

BACA JUGA: Hujan Lebat, Bus Pariwisata Tertimpa Pohon di Tanjungsari Gunungkidul

“Selama ini emak-emak karakternya lebih senang kepastian. Padahal situasi sekarang serba tidak pasti. Senangnya cepat, padahal situasi sekarang cepat berubah. Apalagi kaitannya dengan adaptasi teknologi. Termasuk tantangan untuk men-develop tim supaya bisa menjalankan bisnisnya sekaligus tetap menjalankan perannya sebagai ibu,” jelasnya.

Sementara, Calon Wali Kota Jogja Nomor Urut 2 Wawan Harmawan menyebut rendahnya UMR masih menjadi persoalan. Menurutnya, ini lantaran kebanyakan industri di Kota Jogja bergerak di bidang UMKM. Ditambah lagi tak ada industri besar yang membutuhkan tenaga ahli di Kota Jogja. Untuk itu, Wawan mencoba menghadirkan solusi dengan mengoptimalkan industri ekonomi kreatif.

“Kalau industri kreatif dioptimalkan akan jauh lebih gampang. Contoh punya seniman lukis, tari, bisa kita tingkatkan. Kalau kita bicara pengrajin dituntut bisa menggaji orang tinggi, itu kan tidak akan mungkin. kami mencoba meningkatkan, mengeksplorasi industri kreatifnya,” katanya.

Paslon Nomor Urut 3 Afnan Hadikusumo dan Singgih Raharjo juga akan memberdayakan kaum emak-emak di Kota Jogja. Forum pemberdayaan perempuan ini digerakkan oleh Retno Dyah Astuti yang juga istri Afnan Hadikusumo dan Atiek Wulandari yang merupakan istri Singgih Raharjo. Atiek Wulandari menuturkan forum pemberdayaan ini memperkuat pentingnya peran perempuan dalam ikut serta menentukan arah masa depan Kota Jogja.

“Perempuan dapat berpartisipasi sekaligus memiliki kekuatan besar untuk menciptakan perubahan positif di Kota Jogja. Termasuk lewat program pemberdayaan perempuan dan UMKM. Kami berkumpul untuk bersama-sama mewujudkan visi Kota Jogja sebagai kota kelas dunia yang sejahtera lahir batin," ujar Atiek beberapa waktu lalu.

Atiek menambahkan, salah satu upaya memberdayakan perempuan digerakkan melalui pelatihan UMKM berbasis budaya Jawa. Di antaranya adalah membatik, membuat kerajinan tangan, hingga mengembangkan usaha kuliner lokal. Di sisi lain, dia bersama perempuan lainnya juga turut membekali perempuan agar bisa mandiri secara ekonomi dan memberi kontribusi langsung bagi kesejahteraan keluarga.

"Peran perempuan sangat vital memastikan generasi masa depan Kota Jogja tumbuh kuat, sehat, dan berdaya saing. Setiap langkah kecil yang kami lakukan hari ini, akan menjadi pondasi bagi kemajuan yang lebih besar di masa depan," tutur Atiek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Profil Budi Santoso, Menteri Perdagangan Kabinet Merah Putih 2024-2029

News
| Senin, 21 Oktober 2024, 12:27 WIB

Advertisement

alt

Komunitas Vespa di Jogja Memulai Perjalanan ke Sabang Demi Mendapatkan Biji Kopi Lokal Setiap Daerah

Wisata
| Rabu, 16 Oktober 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement