Advertisement
Raih Simpati & Dukungan Warga Jogja Usai Resik Resik Sampah, Paslon Nomor 2 Hasto Wawan Ucapkan Matur Nuwun

Advertisement
JOGJA - Warga kampung Jogoyudan, Kemantren Jetis mengaku senang dan gembira karena tumpukan sampah yang ada di wilayahnya, bisa tersangkut dibersihkan.
Rachmadani Enggar, Ketua PAC PDI Perjuangan Jetis menjelaskan respon warga kampung sangat positif atas gerakan gotong royong yang diinisiasi paslon nomor urut 2, calon Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta, dokter Hasto Wardoyo dan Wawan Harmawan.
Advertisement
"Warga senang dan turut bergotong royong bersihkan sampah. Setelah truk pengangkut datang, mereka turut membantu langsung menaikan sampah ke truk," kata Rachmadani Enggar.
Rintom, tokoh warga kampung Jogoyudan menyatakan rasa terimakasih atas aksi nyata dengan angkut sampah yang selama ini jadi masalah utama.
"Matur nuwun, InsyaAllah jadi pemenang di pillkada Yogyakarta, paslon nomor 2, Hasto Wawan sukses. Kampung Jogoyudan bisa bersih bebas sampah," kata Rintom
BACA JUGA: Hasil Evaluasi, KPU Jogja Klaim Debat Putaran Kedua Lebih Baik
Siti, warga Kotabaru Yogyakarta menyatakan masalah sampah yang bertumpuk tak terangkut memang harus segera diselesaikan.
"Semoga benar-benar cepat selesai, saya percaya nanti Yogyakarta dipimpin Pak Hasto mampu bersihkan sampah yang selama ini jadi masalah. Harapan kita resik resik ini bisa dilanjutkan" kata Siti.
Dokter Hasto Wardoyo calon Walikota Yogyakarta nomor urut 2 menegaskan Jogja memang harus bersih sampah. Pilihan kampanye akbar dilakukan dengan gotongroyong bersihkan lingkungan dan mengerahkan 20 truk angkut sampah ke tempat pengolahan dari 14 kemantren, adalah aksi konkret yang harus ada keberlanjutan.
"Kita ingatkan sampah harus terkelola baik. Bersih lingkungan membuat sehat warga kota Yogyakarta, ini harus berlanjut. Matur nuwun atas partisipasi, simpati dan dukungan warga Jogja," kata Hasto Wardoyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Serapan Anggaran Makan Bergizi Gratis Hanya 7 Persen, Ini Alasan Badan Gizi Nasional
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement