Ini Dia Nama-Nama Pemenang Kompetisi Foto dan Videografi Sumbu Filosofi Jogja
Advertisement
JOGJA—Pemda DIY bersama dengan Humas Indonesia mengumumkan pemenang kompetisi foto dan video bertema Sumbu Filosofi Jogja, Jumat (13/12/2024) di Kompleks Kepatihan.
Kompetisi ini digelar untuk menyosialisasikan, menggali, serta menafsirkan lebih dalam makna dari Sumbu Filosofi Jogja, yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 18 September 2023 lalu.
Advertisement
Sekda DIY, Beny Suharsono mengungkapkan bahwa kompetisi ini merupakan salah satu upaya untuk mengenalkan konsep Sumbu Filosofi kepada masyarakat luas, terutama generasi muda. “Melalui kompetisi ini, kami berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam Sumbu Filosofi yang melambangkan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam,” kata Beny, Jumat.
Sumbu Filosofi Jogja adalah sebuah konsep tata ruang yang dirancang oleh Sultan Hamengku Buwono I pada abad ke-18 dengan menghubungkan beberapa titik penting di Jogja, seperti Panggung Krapyak, Kraton Ngayogyakarta Hanidingrat, dan Tugu Pal Putih.
Konsep ini juga memiliki makna filosofis yang mendalam, dengan lima unsur yang melatarbelakanginya: api, tanah, air, angin, dan akasa.
Beny berharap, penetapan Sumbu Filosofi Jogja sebagai warisan dunia oleh UNESCO ini tidak hanya menjadi pengakuan global, tetapi juga dapat memperkuat komitmen dalam pelestarian warisan budaya. “Kami ingin Sumbu Filosofi ini menjadi sumber inspirasi bagi kita semua dalam menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih harmonis di masa depan,” ujar dia.
Beny juga menambahkan bahwa kompetisi ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih memahami dan menjaga warisan budaya yang ada di Jogja. “Kami berharap karya-karya ini tidak hanya menjadi prestasi bagi para pemenang, tetapi juga menjadi sarana untuk mengenalkan lebih jauh makna Sumbu Filosofi kepada dunia,” jelasnya.
Lewat penetapan Sumbu Filosofi Jogja sebagai warisan dunia, Pemda DIY berharap semakin banyak orang yang tertarik untuk menggali lebih dalam konsep ini, baik dari aspek budaya, filosofi, maupun keindahan visual yang bisa diabadikan melalui karya fotografi dan videografi.
“Komitmen untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya ini pun diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Jogja, Indonesia, dan dunia secara keseluruhan.”
Dua Kategori
Sementara itu, Kepala Biro Umum, Hubungan Masyarakat, dan Protokol Setda DIY, Teguh Suhada menjelaskan bahwa lomba ini merupakan kolaborasi antara Pemda DIY dan Humas Indonesia dalam mendukung sosialisasi dan kampanye Sumbu Filosofi.
“Salah satu fungsi kami adalah membantu menyosialisasikan Sumbu Filosofi ini ke seluruh dunia. Kami ingin mengajak masyarakat untuk lebih mengenal dan menghargai makna yang terkandung dalam konsep tata ruang ini,” ujar Teguh.
Kompetisi ini sendiri dibagi menjadi dua kategori utama: fotografi dan videografi. Dalam kompetisi tersebut, peserta diundang untuk mengabadikan berbagai landmark penting yang terkait dengan Sumbu Filosofi Jogja, seperti Alun-Alun Selatan; Alun-Alun Utara; Kraton Jogja; Malioboro dan Titik Nol Kilometer; Panggung Krapyak; dan Tugu Jogja.
"Tema dari kompetisi ini adalah Kelana Humas Nguri-uri Kaistimewan Jogja yang mencerminkan upaya untuk melestarikan dan memperkenalkan keunikan Yogyakarta melalui karya visual," katanya.
Rangkaian kegiatan kompetisi dimulai dengan pendaftaran peserta yang dibuka pada 10 Oktober hingga 23 November 2024. Selama periode tersebut, para peserta yang berminat dapat mengirimkan karya foto atau video mereka, yang kemudian diseleksi secara administrasi oleh panitia pada 1-2 Desember 2024. "Hasilnya, sebanyak 361 partisipan berhasil memenuhi kriteria kompetisi, dengan rincian 306 karya foto dan 55 karya video," ungkap Teguh.
Selanjutnya pada 3-4 Desember 2024, dewan juri yang terdiri dari Asmono Wikan, Hendro Suprantoro, Ifa Isfansyah, dan Ferganata Indra melakukan penilaian secara online.
Dewan juri melakukan diskusi mendalam mengenai karya-karya yang masuk, dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti muatan Sumbu Filosofis, muatan Kehumasan, kreativitas konten, dan orisinalitas.
"Dari 12 besar karya yang telah dinilai, akhirnya ditentukan 6 besar karya fotografi dan videografi. Dari sini, para juri memilih tiga pemenang utama serta kategori khusus seperti Best Storytelling, Best Visual, dan Best Engagement," ucap dia.
Daftar Pemenang
KATEGORI FOTO
Juara I - Eko Susanto
Juara II - Panji Arighi Imawan
Juara III - Nico Darmawan Cornelius Putra
Best Storytelling - Valentina Endah Winarni Siwibudi
Best Visual - Joni Parlindungan
Best Engagement - Dinar Wahyu Herlambang
KATEGORI VIDEOGRAFI
Juara I - Eduardus Kristyadi
Juara II - Acyuta Salsabila Tara Dewi
Juara III - Mustafida Alinatuzzahra Irani
Best Storytelling - Alifah Maistri Restu Bintarno
Best Visual - Maria Clarissa Elvita Wijayanti
Best Engagement - Dwi Nur Rohman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Diminta Segera Keluarkan Aturan Turunan UU Kesejahteraan Ibu dan Anak
Advertisement
Mingguan (Jalan-Jalan 14 Desember) - Jogja Selalu Merayakan Buku
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot Jogja Andalkan Empat Kios Segoro Amarto untuk Menjaga Ketahanan Harga Pangan
- Ini Strategi Dinas Pariwisata DIY untuk Sambut Wisatawan di LiburNatal dan Tahun Baru
- Menunjang Budi Daya Tanam dan Produksi Hasil Pertanian, Petani Bantul Diberi Bantuan Alat Mesin
- Besaran UMK Sleman 2025 Masih dalam Pembahasan
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 13 Desember 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Stasiun Lempuyangan dan Maguwo
Advertisement
Advertisement