Program Makan Bergizi Gratis di Gunungkidul Menyasar Lebih dari 120 Ribu Orang Termasuk Ibu Hamil
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kodim 0730 Gunungkidul selesai membangun Dapur Sehat sebagai lokasi pembuatan makanan dalam Program Makan Bergizi Gratis. Menurut catatan Kodim 0730, ada lebih dari 120.000 sasaran Program Makan Bergizi tersebut mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA/SMK, dan ibu hamil.
Komandan Kodim 0730/Gunungkidul, Letkol Inf Roni Hermawan mengatakan Dapur Sehat baru berdiri di satu lokasi, di belakang Kodim 0730. Dapur ini nantinya akan melayani sekitar 3.107 pelajar tiap tingkatan dan ibu hamil.
Advertisement
“Sasaran Dapur Sehat kami ini berada di radius dua hingga lima kilometer. Sekarang memang baru satu, tidak menutup kemungkinan nanti ada pembangunan Dapur Sehat di wilayah lain oleh pengembang. Dapur Sehat sudah harus ada awal tahun,” kata Hermawan ditemui di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari, Selasa (17/12/2024).
Hermawan mengaku Dapur Sehat yang saat ini berdiri belum dapat beroperasi untuk uji coba makan bergizi gratis.
BACA JUGA: Pemerintah Pusat Setop Bantuan DAK untuk Perbaikan Jalan di Sleman
Pasalnya, beberapa sarana-prasarana (sarpras) belum ada. Pemerintah Pusat masih melakukan distribusi sarpras. Air dan listrik juga belum terinstal.
Dia melanjutkan Dapur Sehat yang telah beroperasi saat ini berada di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dapur tersebut menjadi prototipe Dapur Sehat yang didirikan Kodim 0730. Hermawan akan mengadopsi dan memodifikasi sistem memasak dan distribusi makanan dengan mempertimbangkan situasi kondisi di Gunungkidul.
Adapun pelaksanaan program makan bergizi gratis di Dapur Sehat akan dicek langsung oleh Badan Gizi Nasional. Kodim 0730 saat ini juga masih menunggu arahan dari Pemerintah Pusat ihwal pelaksanaannya.
Lebih jauh, Hermawan menerangkan dia akan memanfaatkan lahan-lahan di seluruh kapanewon di Gunungkidul untuk menyuplai kebutuhan bahan makanan. Dengan begitu, roda perekonomian masyarakat Gunungkidul dapat bergerak.
Disinggung ihwal indeks makan siang yang turun menjadi Rp10.000 per anak, dia mengatakan indeks tersebut mungkin direalisasikan dengan tetap memperhatikan kebutuhan kalori sekitar 600-700 kalori.
“Pada kenyataannya ketika kita pintar mengolah dengan indeks Rp10.000 itu bisa. Contohnya saja makan bakso Rp10.000 seporsi. Tapi kalau dilakukan model prasmanan indeksnya akan banyak. Dengan Rp10.000 baik karbohidrat, protein, dan serat tercukupi semua. Kami sudah konseling dengan ahli gizi juga,” katanya.
Dapur Sehat akan diisi satu kepala dapur, satu admin, satu ahli gizi, dan 47 pekerja yang berasal dari warga sekitar dapur. Mereka akan bekerja malam hingga pagi dan beristirahat mulai siang-malam. Dapur Sehat lain akan dibangun di titik yang dapat menjangkau semua sasaran secara adil. “Tujuan makan bergizi gratis meningkatkan gizi dan mencegah stunting,” ucapnya.
Sedangkan, Dekan Fakultas Vokasi UNY, Prof Dr Komarudin sempat mengatakan kenaikan harga barang menjadikan indeks makan Rp10.000 per anak sulit direalisasikan. Dia mengaku paling tidak alokasi per anak untuk mendapat makanan bergizi sekitar Rp20.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sidang Tipikor, 2 Calo Rekrutmen Bintara Polri 2022 Didakwa Terima Uang Suap Rp2,6 Miliar
Advertisement
Waterboom Jogja Rayakan Ulang Tahun ke-9, Ada Wahana Baru dan Promo Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Taman Pintar Ulang Tahun ke-16 Berkomitmen Jadi Wisata Edukasi Favorit di Jogja
- Cuaca Ekstrem, BPBD Siaga Memantau Kawasan Wisata Rawan Bencana di Gunungkidul
- Petani di Bantul Kesulitan Mengakses Pupuk Bersubsidi Sejak 2022
- Melihat Sentra Tauge di Priyan Bantul yang Dikunjungi Titiek Soeharto
- Hujan Deras, Longsor Menimpa 2 Rumah di Kulonprogo
Advertisement
Advertisement