Advertisement
Target Okupansi Hotel Tercapai, PHRI Bantul: Lama Tinggal Wisatawan Masih Minim
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Meski belum merata, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bantul mencatat rata-rata okupansi hotel di Bantul selama libur Natal dan Tahun Baru lalu sudah sesuai target. Hanya saja, lama tinggal wisatawan atau length of stay (LoS) masih minim. Untuk itu, PHRI Bantul berharap pada tahun ini, lama tinggal wisatawan meningkat.
Ketua PHRI Bantul, Yohanes Hendra menyampaikan target okupansi hotel selama libur akhir tahun telah tercapai. Selama periode tersebut, okupansi hotel di Bantul mencapai sekitar 80%.
Advertisement
Sementara sebelumnya, PHRI Bantul menargetkan okupansi hotel di Bantul mencapai 75% pada libur akhir tahun.
Meski begitu, menurut Hendra okupansi tersebut masih tidak merata. Beberapa penginapan di kawasan selatan Bantul, belum mencapai target tersebut. "Beberapa penginapan di selatan tidak sesuai ekspektasi, di sana tidak seramai kemarin [musim libur sekolah pertengahan 2024]," ujarnya.
Selain itu, menurut Hendra, beberapa vila dan penginapan di desa wisata wilayah Bantul okupansinya tidak mencapai target tersebut. "Kunjungan tidak begitu bagus, padahal akomodasi [yang disediakan] penginapan cukup bagus," imbuhnya.
Kenaikan Harga
Sementara, dia mengaku selama libur akhir tahun, tidak ada kenaikan harga sewa kamar secara drastis.
Sejak awal, pihaknya telah memberikan imbauan kepada pengelola penginapan agar kenaiakan tarif menginap tidak lebih dari 15% dari tarif normal. Akan tetapi dia tidak memungkiri terjadi kenaikan harga sewa lantaran memasuki high season. "Saya hanya mengimbau agar kenaikan harga dari harga reguler ke harga selama high season disesuaikan. Kenaikan harga harus diimbangi dengan [peningkatan] fasilitas untuk tamu yang berkunjung," ujarnya.
Sementara, meskipun target okupansi hotel selama libur akhir tahun telah terpenuhi, tetapi PHRI Bantul menyayangkan lama tinggal wisatawan yang belum optimal. Saat ini, lama tinggal wisatawan di Bantul masih mencapai sekitar 1,2 hari. "Kemarin saya tanya ke beberapa tamu, [tamu] pindah hotel ke Sleman dan Kami [Jogja]," katanya
Dia menuturkan beberapa tamu memilih berpindah ke penginapan di luar Bantul lantaran di wilayah lain ada destinasi wisata yang akan dikunjungi.
Dia menilai keberadaan destinasi wisata yang jumlahnya puluhan di wilayah lain mampu menarik wisatawan untuk menginap di wilayah tersebut. "Saya berharap dari [Pemkab] Bantul bisa mengupayakan untuk promosi bersama [untuk peningkatan] okupansi dan lama tinggal wisatawan," katanya.
Menurutnya, peningkatan lama tinggal wisatawan juga akan berdampak pada peningkatan spending money atau uang yang dihabiskan wisatawan selama berkunjung ke suatu daerah. Sehingga hal tersebut dapat memberikan dampak peningkatan ekonomi bagi banyak pihak.
Sementara Ketua Koperasi Notowono, Purwo Harsono membenarkan belum semua penginapan di Kawasan Mangunan terisi. "Untuk homestay landai, tidak semua terisi selama liburan lalu. Tetapi separuh lebih terisi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Panglima TNI Agus Subiyanto Mutasi 101 Perwira Tinggi, Termasuk Kepala Basarnas
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Konstruksi Tol Jogja-Solo Terus Dikebut, Ruas Trihanggo-Junction Sleman Bersiap Stressing Girder
- Ini Penyebab PAD Pariwisata di Kulonprogo Tidak Mencapai Target
- Selama Libur Nataru, Segini Jumlah Penumpang yang Menggunakan Bandara YIA
- IKASI Sleman Gelar Muskablub, Persiapkan Kepengurusan Baru Jelang Porda 2025
- Dinkes Bantul Masih Menunggu Juknis untuk Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Puskesmas
Advertisement
Advertisement