Advertisement
Produksi Budi Daya Perikanan di Sleman Capai 50.000 Ton Lebih Selama 2024

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman menyampaikan total produksi budidaya perikanan selama 2024 mencapai 55.253.982 kilogram (kg) atau 55.253,982 ton. Apabila membandingkan dengan produksi pada 2023, ada kenaikan 286,865 ton.
Plt. Kepala Dinas P3 Sleman, Suparmono mengatakan budidaya perikanan tersebut didominasi ikan nilai kemudian disusul ikan lele. Selain itu, ada sedikit ikan gurami.
Advertisement
DP3 mencatat produksi budidaya perikanan lebih banyak di triwulan pertama sebesar 18.233,814 ton. Selanjutnya, produksi di triwulan kedua ada 12.155,876 ton, triwulan ketiga ada 9.393,177 ton, dan triwulan keempat ada 15.471,115 ton.
Jumlah tersebut masih belum ditambah dengan produksi ikan perairan umum darat (PUD) yang mencapai 93.125 kg selama 2024. Capaian ini lebih tinggi daripada produksi ikan PUD 2023 sebesar 78.450 kg.
Kepala Bidang Perikanan DP3 Sleman, Sri Purwaningsih mengatakan Bumi Sembada menjadi wilayah pemasok ikan budidaya terbesar di DIY, sekitar 50%. Artinya, 50% sisanya dipasok dari Kabupaten Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul, dan Kota Jogja.
BACA JUGA: Produksi Benih Ikan Sleman Tembus 1,4 Miliar Anakan
Adapun jumlah kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di Sleman ada sekitar 749 kelompok. Mayoritas kelompok tersebut membudidayakan ikan nila merah sebagai komoditas unggulan sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Sleman.
Ikan nila merah per kg mencapai Rp27.000 di tingkat pembudidaya. Apabila masuk di pasar, harganya naik menjadi Rp36.000 per kg. Pasar ikan ini tidak hanya di DIY namun juga luar DIY.
“Kualitas ikan di Sleman lebih bagus daripada di wilayah lain. Kalau pecel lele sebagian kecil saja mengambil di pembudidaya,” kata Sri dihubungi, Minggu (5/1/2025).
Sri menambahkan Dinas terus membantu Pokdakan dalam mengembangkan ikan mereka. Beberapa inovasi telah Dinas terapkan di kolam-kolam ikan seperti kincir air. Kincir air menjadi unsur terpenting dalam sistem Si Budi Dikucir atau Sistem Budi Daya Nila Dengan Kincir Air.
Selain itu, ada juga fasilitasi sumur pompa guna mengantisipasi apabila air kolam menyusut ketika musim kemarau. Pokdakan juga mendapat pendampingan dari penyuluh lapangan.
“Khusus kelompok yang sudah maju ada sistem namanya bioflok. Singkatnya, air dalam satu tempat diolah sedemikian rupa, sehingga kotoran sisa dari ikan diubah jadi mikroorganisme yang dapat dimakan lagi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pidato Hari Buruh di Monas, Presiden Prabowo Ingin Marsihan Jadi Pahlawan Nasional
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Bupati Bantul Tawarkan Mbah Tupon Tinggal Sementara di Rumah Dinas
- Sejak Kasus Mbah Tupon, Pemkab Bantul Kini Gencarkan Layanan Hukum Gratis
- Forum Masyarakat Kaliurang Sleman Kirim Surat Penolakan Anggur Kaliurang ke Bupati
- Tiga Kali Beraksi, Pelaku Pelecehan Seksual di Dekat Mal Sleman Menyerahkan Diri
- 60 Formasi PNS Kosong, Pemda DIY Akan Evaluasi Kebutuhan
Advertisement
Advertisement